Jember (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten Jember akan memperbaiki pemecah ombak (break water) perairan Puger yang kini bergeser karena pergeseran tersebut menyebabkan fungsi pemecah ombak tidak maksimal, sehingga menyebabkan sering terjadi kecelakaan laut di Plawangan Puger.
"Secepatnya Pemkab Jember akan melakukan perbaikan 'break water' yang mengalami pergeseran. Tak hanya itu saja, kami juga akan melakukan pengerukan sedimen-sedimen endapan d isekitar Plawangan," kata Bupati Jember Faida usai menggelar dialog di salah satu radio di Jember, Sabtu.
Menurutnya Pemkab Jember menargetkan tiga prioritas pembangunan di wilayah Plawangan Puger yakni pembangunan dermaga untuk nelayan, pembangunan "break water" yang sudah bergeser karena gelombang laut yang besar, dan pemberian bantuan perahu diatas 5 GT.
"Kami akan lakukan kajian dari kajian yang sudah ada. Dalam waktu dekat, kami akan lakukan pengerukan sedimen endapan di Plawangan Puger dan perbaikan pemecah ombak yang sudah dibangun pada tahun 2014 karena mengalami pergeseran akibat ombak besar," tuturnya.
Ia menjelaskan banyaknya kecelakaan di perairan laut selatan iitu karena nelayan yang melaut hanya menggunakan perahu jukung dan perahu-perahu kecil dibawah 5 GT, sehingga pihaknya berjanji akan mengalokasikan anggaran bantuan perahu diatas 5 GT sebagai sarana untuk melaut bagi nelayan pantai selatan.
"Saat ini ada sekitar 3 ribu perahu nelayan di Pantai Puger, namun hanya 500 perahu yang diatas 5 sampai 10 GT. Hal itulah yang menyebabkan nelayan di Puger hanya bisa melaut selama 6 bulan sekali dalam setahun," katanya.
Faida mengatakan Pemkab Jember juga akan mengembangkan wisata kuliner ikan laut di wilayah Pantai Puger dan sekitarnya yang merupakan sinergi antara pemerintah daerah dan pusat dengan harapan bisa memperbaiki kehidupan ekonomi masyarakat di sekitar pesisir Pantai Puger.
"Kami akan kembangkan potensi di Kecamatan Puger sebagai pusat wisata kuliner ikan laut. Ini akan disinergikan dengan pemerintah pusat sehingga masyarakat sekitar Puger tidak hanya sebagai nelayan, namun perekonomian mereka bisa meningkat melalui potensi wisata kuliner," ujarnya.
Sebelumnya sebuah perahu payang atau kapal motor "Joko Berek" yang dinakhodai oleh Dirman dengan membawa 21 ABK dihantam gelombang laut tinggi saat pulang melaut melewati pintu masuk perairan Plawangan Puger, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Kamis (19/7).
Dalam kecelakaan laut tersebut, delapan ABK meninggal dunia dan satu ABK masih hilang, sedangkan 12 ABK dan satu nakhoda kapal "Joko Berek" dapat selamat dari ganasnya ombak laut selatan Jember.
Kecelakaan laut yang sering terjadi di Plawangan Puger disebabkan pemecah ombak yang rusak, sehingga gelombang laut langsung menghantam perahu yang melintas saat ombak tinggi di perairan selatan Jember itu.(*)