Surabaya (Antaranews Jatim) - Petani jagung di Pulau Madura, Jawa Timur, telah mampu memasok kebutuhan bahan baku industri pakan ternak yang tersebar di wilayah sekitarnya, kata seorang konsultan bisnis pertanian.
Petani jagung di Pulau Madura diinformasikan telah mendapat pendampingan untuk meningkatkan kualitas hasil pertaniannya dari ?Australia-Indonesia Partnership for Rural Economic Development? (AIP-Rural) sejak tahun 2014.
"Jawa Timur adalah kontributor komoditas jagung terbesar di Indonesia, yang sebagian besar dihasilkan oleh para petani di Pulau Madura," ujar Kepala Konsultan Bisnis AIP-Rural Ahmad Turmudzi kepada wartawan di Surabaya, Jumat.
Dia mencatat di tahun 2014, Jawa Timur menghasilkan komoditas jagung sebesar 30 persen secara nasional.
Namun secara keseluruhan Indonesia hanya mampu memproduksi komoditas jagung sebanyak 5,31 ton per hektar. Jumlah itu belum mampu mencukupi kebutuhan jagung nasional yang disebut sebanyak 3 juta ton per tahun, sehingga harus didatangkan melalui impor.
Dalam melakukan pendampingan terhadap petani jagung di Pulau Madura, AIP-Rural melihat terdapat 18 industri pakan ternak yang tersebar di wilayah sekitarnya, yaitu di Surabaya, Sidoarjo, Jombang, Pasuruan, yang selama ini menyerap 50 persen produk jagung nasional.
"Artinya petani jagung di Pulau Madura ini yang paling dekat dengan pasar," ucap Turmudzi.
Maka AIP-Rural pun melakukan penelitian agar hasil pertanian jagung asal Madura berkualitas baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan industri pakan ternak yang banyak tersebar di sekitarnya.
Hasil penelitian itu kemudian diterapkan oleh para petani Madura sehingga hasilnya dapat diterima oleh 18 industri pakan ternak yang tersebar di Surabaya, Sidoarjo, Jombang, Pasuruan.
"Sekarang 50 persen serapan nasional komoditas jagung untuk 18 industri pakan ternak ini semuanya dipasok dari Madura," katanya.
AIP-Rural juga mengklaim buah pendampingannya kini telah mampu meningkatkan pendapatan terhadap sebanyak 22.700 keluarga petani di Pulau Madura.
"3.400 petani di antaranya telah mendapatkan akses pembiayaan kredit usaha rakyat. Target kami adalah sebanyak 30 ribu keluarga petani di Madura dapat merasakan manfaat dari penelitian dan pendampingan yang telah kami lakukan sejak tahun 2014," ujarnya. (*)