Surabaya (Antaranews Jatim) - Universitas Kristen Petra Surabaya mengagendakan pertemuan rektor dari berbagai perguruan tinggi se- Asia di Kota Surabaya, yang dijadwalkan berlagsung selama dua hari pada awal bulan November mendatang.
Rektor Universitas Kristen Petra Prof. Dr. Ir. Djwantoro Hardjito, M. Eng, saat berkunjung ke Kantor Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Biro Jawa Timur di Jalan Kombes Pol M Doeryat Surabaya, Selasa, mengatakan pertemuan tersebut akan digelar di Surabaya pada 6 - 8 November 2018.
"Kami siapkan tema `Disruption at the Crossroad` untuk dibahas dalam pertemuan rektor se- Asia nanti. Saat ini masih sedang kami siapkan undangannya," ujarnya.
Kunjungan Rektor Universitas Kristen Petra ke Kantor Perum LKBN Antara Biro Jawa Timur didampingi oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan R. Arja Sadiarto,SE, M.Ak.,Ak dan Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Dr Ido Prijana Hadi, M.Si.
Kedatangan mereka disambut oleh Pelaksana Harian Kepala Perum LKBN Antara Biro Jawa Timur Slamet Hadi Purnomo dan Asisten Manager Komersial Rudy Pringadi.
Selain menyampaikan rencana menggelar pertemuan rektor se- Asia, kunjungan Rektor Universitas Kristen Petra ke Kantor Perum LKBN Antara Biro Jawa Timur juga lebih banyak mendiskusikan tentang seputar profesi jurnalistik.
Menurut Djwantoro, ada satu kesamaan antara profesi jurnalistik dengan insinyur, yaitu sama-sama berkesempatan untuk memiliki sertifikasi kompetensi melalui sebuah ujian yang digelar oleh lembaga terkait.
Dia membandingkan, kalau ujian kompetensi wartawan diselenggarakan oleh Dewan Pers melalui Persatuan Wartawan Indonesia dan Aliansi Jurnalis Independen, ujian komptensi insinyur digelar oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII).
"Bedanya ujian sertifikasi bagi insinyur harus melalui kuliah selama dua semestar di sejumlah kampus yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Kurikulumnya disusun oleh kampus yang ditunjuk bersama PII," katanya.
Universitas Kristen Petra adalah salah satu kampus di Surabaya yang dipercaya menggelar kuliah untuk sertifikasi profesi insinyur.
"Sertifikasi insinyur ini tergolong terlambat dibandingkan dengan sertifikasi profesi lainnya karena baru disahkan melalui undang-undang dan mulai digelar selama setahun terakhir," ucapnya.
Tahun ini, Universtitas Kristen Petra Surabaya baru meluluskan sertifikasi terhadap 16 insinyur. (*)