Surabaya (Antara Jatim) - Mahasiswa Program Studi Informatika Universitas Kristen Petra (UK Petra) Surabaya, Hans Christian Indrayana (23) mengembangkan software Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Feedforward Backpropagation dan Elman Type untuk membaca huruf aksara jawa.
"Berawal dari kurangnya pengembangan teknologi tafsir aksara jawa, membuat beberapa orang dalam membaca naskah bahasa jawa terbatas pada tenaga ahli, sehingga saya membuat sistem informasi untuk mempermudah membaca dokumen jawa," kata Hans, panggilan akrabnya ketika ditemui di UK Petra, Surabaya, Kamis.
Hans membuat model dari sistem syaraf biologis yang disederhanakan sebagai suatu alternatif sistem komputasi, sehingga melalui dokumen yang difoto atau di scan, selama ketebalan huruf jelas dengan kisaran jenis huruf times new roman ukuran 26-28, maka huruf jawa ini bisa terbaca.
"Sistem ini telah membaca 10 dokumen beraksara jawa, dengan 44 huruf aksara jawa, seperti beragam artikel dari majalah beraksara jawa hingga buku Rijksblad Van Jogjakarta tahun 1936. Namun untuk memasukkan huruf aksara jawa itu harus terlebih dahulu difoto atau di scan, kemudian ukuran pixel diperkecil menjadi 33x24 pixel," jelasnya.
Sistem pengenalan huruf Jawa ini, lanjutnya menggunakan data ekstrasi pada penelitian sebelumnya. Prosesnya dimulai dengan mengambil huruf–huruf Jawa dalam suatu dokumen Jawa untuk kemudian mengeskstrasi fitur, dengan metode yang ada kemudian dilatih pada komputer agar bisa membacanya.
Menurut mahasiswa peraih IPK 3,61 itu menjelaskan untuk membuat bahasa jawa bisa terbaca, ia juga harus memilah kembali data dari penelitian sebelumnya, karena sejumlah segmentasi yang ada tidak terbaca sempurna. Setidaknya ada beragam kata yang ia mulai lagi untuk penamaan dan membuat standar pegenalan pixelnya.
"Ada banyak bahasa jawa, data itu saya pelajari dan saya beri nama sendiri seperti huruf jawa 'ga' yang belum ada di penelitian sebelumnya. Saya uji dalam bentuk beragam tulisan tangan, agar terstandar dan bisa dibaca," terangnya.
Menurutnya dia, sistem ini juga bisa diaplikasikan pada handphone, dengan pengembangan lebih lanjut, karena sejauh ini pencapaian pengenalan data beraksara jawa mencapai 80 persen.
Pemuda asal Semarang tersebut menjadi salah satu wisudawan terbaik dari 589 mahasiswa UK Petra yang mengikuti acara prosesi wisuda ke-69 yang diadakan oleh Universitas Kristen Petra.
Prosesi wisuda UK Petra yang dihelat selama satu hari pada hari Sabtu (27/2) terbagi dalam dua shift dengan menghasilkan 8 wisudawan cumlaude program pasca sarjana dan 95 wisudawan cumlaude program sarjana. (*)