Surabaya, Widyaningsih Gunawan Widjaja (22) membuat rancangan fasilitas
edukasi dan perawatan yang ditujukan kepada ibu hamil di Surabaya.
"Masa kehamilan itu tidak mudah, beragam curhatan ibu hamil hingga
orang-orang yang berada disekitar ibu hamil, membuat saya tergerak untuk
membuat rancangan fasilitas untuk ibu hamil. Rancang bangun yang saya
buat untuk tugas akhir ini ingin menyediakan fasilitas lengkap terkait
edukasi dan perawatan ibu hamil yang terpusat," katanya di UK Petra,
Kamis.
Ia mengatakan, bermula dari mendengar keluhan teman atau saudara
yang hamil ingin memiliki waktu sendiri, tetapi juga dibebankan mengurus
persiapan kehamilan yang lain serta emosional calon ibu yang terkadang
kurang bisa diatur, menjadi perhatian khusus.
"Selama ini Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) hanya menyediakan
dokter, namun tidak memberi kebutuhan ibu hamil lainnya, seperti
psikolog, fasilitas untuk olahraga khusus bagi ibu hamil, hingga hanya
sekadar berkumpul sesama ibu hamil," kata dia.
Bangunan yang dirancangnya ini, lanjutnya memberikan kebutuhan ibu
hamil dalam gedung empat tingkat. Untuk lantai pertama, digunakan
sebagai tempat singgah untuk sekedar bertemu dengan ibu hamil lainnya
atau membuat janji ditemani saudara atau suami.
"Lantai dua dikhususkan untuk beragam konsultasi, mulai dari
psikologis hingga gizi, sedangkan lantai tiga untuk penjualan
perlengkapan kehamilan. Lantai teratas digunakan untuk olahraga bagi ibu
hamil, seperti berenang," jelasnya.
Konsep waktu untuk menyediri bagi ibu hamil, kata dia juga sediakan
dalam ruang khusus untuk treatment atau suatu proses untuk menjadi
lebih baik bagi ibu hamil, mulai dari ruang yoga, senam, hingga kolam
renang khusus ibu hamil.
"Demi meningkatkan kesehatan ibu hamil, harus menambahkan tanaman
rambat dan tanaman menjuntai dalam desain ini agar terdapat cahaya alami
dan suplai oksigen, sehingga fasilitas ini bisa dikatakan bangunan yang
ramah, aman dan menenangkan bagi ibu hamil," tuturnya.
Berbeda dengan rumah sakit atau spa ibu hamil, rancangan bangunan
ini tidak menyediakan tempat rawat inap, namun diharapkan dengan
berkumpulnya informasi bisa mudah dirujuk untuk mendapat beragam
informasi dan mengurangi angka kematian ibu hamil.
"Saya kesulitan mengumpulkan data tentang arsitektur untuk
kehamilan, karena seiring perkembangan, kebutuhan dan perlakuan orang
hamil generasi dulu dan sekarang berbeda. Jika dulu masih sering percaya
dengan adanya mitos," ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, bangunan ini direncanakan seluas
6.000 meter persegi, dengan dua pilihan lokasi yaitu di Surabaya timur
atau barat, karena merupakan area yang berkembang. (*0