Jakarta (ANTARA) - Pada musim pertamanya bersama Bayern Muenchen, Harry Kane tak berhasil mendapatkan dua hal besar yang dia dambakan seumur hidupnya, yakni juara bersama timnya.
Meskipun demikian, Kane sudah mendapatkan hampir semua penghargaan perseorangan, kecuali Ballon d'Or.
Kane selalu gagal mendapatkan Ballon d'Or karena walau bolak menjadi pencetak gol terbanyak sampai tiga kali mendapatkan Sepatu Emas Liga Inggris dan dua kali Sepatu Emas Piala Dunia, resumenya kurang lengkap tanpa trofi tim.
Namun, musim ini Kane bisa menatap masa depan dengan antusiasme tinggi karena melihat peluang mendapatkan hal-hal yang sebelumnya dia tidak dapatkan, membesar. Dewi Fortuna pun mungkin berpihak kepadanya musim ini.
Bayangkan, sejak debut bersama Tottenham Hotspur pada 2010 dan bersama timnas Inggris pada 2015, Kane tak pernah mengangkat trofi juara bersama tim-tim yang dia perkuat.
Pencapaian terbaiknya bersama tim adalah runner up Liga Premier pada 2015 dan 2021, sekali runner up Liga Champions 2019, dan dua kali runner up Euro 2020 serta 2024.
Bahkan pada musim pertamanya bersama Bayern yang langganan juara Bundesliga dan enam kali menjuarai Liga Champions, dia hanya bisa menyaksikan timnya menuntaskan musim dengan status runner up Piala Jerman.
Kane yang sabar menunggu momen juara bersama Tottenham walau sudah mencetak total 213 gol Liga Premier yang merupakan kedua terbanyak sepanjang masa setelah Alan Shearer, akhirnya pindah perahu menyeberang Selat Inggris untuk berlabuh di Eropa daratan pada 2023 bersama Bayern Muenchen.
Bayern mesti merogoh kocek sampai sebesar 110 juta euro (Rp1,9 triliun) untuk mendapatkan Kane. Ini pembelian pemain yang paling mahal dalam sejarah Muenchen dan sekaligus Bundesliga.
Bayern membeli Kane atas rekomendasi dan keinginan Thomas Tuchel yang saat itu melatih klub Bavaria tersebut, yang kini menangani timnas Inggris.
Kurang dari setahun setelah menggaet Kane dari Tottenham, Tuchel mundur dari Bayern dengan alasan tak mampu membuat Muenchen konsisten bermain di level tinggi.
Dan memang, selama satu musim bersama Bayern, Tuchel gagal mempersembahkan trofi kepada tim ini. Tidak trofi liga, tidak pula trofi Liga Champions.
Hebatnya, paceklik trofi itu sama sekali tak menurunkan performa Harry Kane.
Kapten timnas Inggris itu malah menuntaskan musim pertamanya bersama Bayern dengan status pencetak gol terbanyak dengan 36 gol.
Optimisme tinggi
Musim ini performa emas itu berlanjut, walau usia Kane sudah 31 tahun.
Kane kini tengah memuncaki daftar pencetak gol Bundesliga dengan 21 gol, empat gol lebih banyak dari pada Patrik Schick dari Bayer Leverkusen.
Berbeda dari musim lalu, kali ini produktivitas gol Harry Kane seirama dengan tinggi tangga yang tengah dinaiki Bayern Muenchen.
Klub asuhan Vincent Kompany yang sudah 33 kali menjuarai Bundesliga itu tengah memuncak klasemen Liga Jerman dengan 62 poin, atau 6 poin di atas Bayer Leverkusen.
Dengan menyisakan 8 pertandingan liga, posisi Bayern memang jauh dari kata aman.
Namun, jika memenangkan tujuh dari laga tersisa, mereka pasti menjuarai Bundesliga musim ini.
Jika skenario itu terjadi, maka untuk pertama kali dalam karier sepak bola profesionalnya Harry Kane mengangkat trofi tim yang tak pernah bisa dia lakukan, baik bersama Tottenham Hotspur maupun bersama timnas Inggris.
Kane mungkin dalam optimisme tinggi untuk mewujudkan impian lamanya itu karena Bayern juga masih bertahan dalam pacuan Liga Champions musim ini.
Dalam kompetisi ini, Kane sudah mencetak 10 gol, sama dengan Serhou Guirassy dari Dortmund, dan cuma berselisih satu gol dari pemain Barcelona Rapinha yang memuncaki daftar pencetak gol Liga Champions musim ini.
Bayern tengah menantikan pertemuan dengan Inter Milan dalam perempatfinal, masing-masing di Muenchen pada 8 April dan di Milan pada 16 April.
Jika berhasil melewati hadangan Inter Milan, maka Bayern bakal dijajal Barcelona atau Dortmund dalam semifinal.
Dormund pernah menahan seri 1-1 Bayern pada pertandingan liga, sedangkan Barcelona pernah mencukur mereka 1-4 dalam fase grup Liga Champions belum lama ini. Tapi kedua laga dilangsungkan di kandang lawan.
Jika berhasil melewati babak ini, maka Bayern akan mencapai final untuk melawan Paris Saint Germain atau Aston Villa atau Arsenal atau Real Madrid.
Paris Saint Germain pernah mereka kalahkan dalam fase grup, sebaliknya Villa pernah membekuk mereka dalam fase yang sama.
Bisa terjadi
Masih jauh memang, tetapi segala hal positif bisa saja terjadi pada Muenchen. Ketika hal positif menimpa Bayern, maka prospek Harry Kane untuk menutup musim ini dengan pencapaian terhebat dalam kariernya pun menjadi semakin besar.
Ini tak hanya akan membuat Kane larut dalam ekstasi, tapi juga membuat para penggemar antusiastis menantikan momen besar itu menghampiri sang bintang.
Harry Kane sendiri sudah menjadi pencetak gol terbanyak Liga Champion musim lalu bersama Kylian Mbappe yang saat itu masih bersama PSG, padahal waktu itu Bayern cuma sampai perempat final.
Enam tahun lalu pada 2019, dia hampir mengangkat trofi Liga Champions bersama Tottenham, dan nyaris membuat pencapaian cemerlang bersama Inggris dalam Euro 2020 dan 2024 ketika mereka dua kali berturut-turut menjadi runner up.
Tidak itu saja, tujuh tahun lalu di Rusia, walau perjalanan Inggris hanya bisa sampai semifinal, Harry Kane adalah pencetak gol terbanyak Piala Dunia 2018.
Dalam kata lain, Kane tak pernah berhenti mempersembahkan gol dan assist kepada tim-timnya, baik pada tingkat klub maupun tingkat timnas.
Sayang itu tak berhasil membuat tim-tim yang dibelanya menjuarai kompetisi. Kegagalan ini membuat Kane berulang kali tak berhasil memenangkan Ballon d'Or.
Namun kini, ketika Bayern memuncaki klasemen Bundesliga dan masih berkompetisi di Liga Champions, mungkin saatnya Kane merasakan trofi juara, termasuk Ballon d'Or yang tak pernah dia raih.
Jika dia menutup musim ini dengan indah, maka itu akan menjadi mukadimah yang elok untuk kiprahnya pada musim depan, ketika saat itu dia mungkin semakin terpacu membawa Inggris menjuarai lagi Piala Dunia, apalagi Three Lions kini ditangani Thomas Tuchel yang amat menyukai etos dan gaya bermain Kane.
Dia memang bertambah tua, tapi usia sepertinya tak akan buru-buru menghalangi pemain ini untuk tetap sensasional di depan gawang lawan. Terakhir, Kane mencetak salah satu dari dua gol Inggris kala menghantam Albania 2-0 dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa.
Kane akan berusia 33 tahun saat Piala Dunia 2026 dan 35 tahun ketika Euro 2028. Piala Eropa adalah trofi yang tak pernah bisa digapai Inggris, walau dalam dua edisi terakhir hampir melakukannya ketika Inggris finis dalam status runner up.
Kini, Harry merintis kembali perjalanan-perjalanan besar itu, yang akan diawali dari bagaimana dia dan Bayern menuntaskan musim ini dengan pencapaian yang hebat.
Harry Kane menatap masa depan nan cerah
Oleh Jafar M Sidik Sabtu, 22 Maret 2025 16:00 WIB

Pesepak bola Bayern Munich Harry Kane merayakan golnya ke gawang Celtic dalam laga leg pertama 16 besar Liga Champions di Celtic Park, Glasgow, Skotlandia, Rabu (12/2/2025). Bayern mengamankan kemenangan 2-1 di laga tersebut. ANTARA FOTO/Action Images via Reuters/Lee Smith/foc.