Surabaya (Antara Jatim) - Distributor sepeda motor listrik Garansindo Electric Scooter ITS
(GESITS), Garansindo Grup, berencana menjual produk itu dengan harga di
bawah Rp20 juta per unit.
"Harga nantinya antara Rp15 juta sampai Rp17 juta," kata Chief
Operating Officer Garansindo Grup Harun Sjech saat peresmian Teaching
Industri ITS oleh Kemenristekdikti di Surabaya, Jumat.
Harun menjelaskan, pihaknya tertarik bekerja sama dengan ITS untuk
memproduksi dan memasarkan sepeda motor listrik itu karena listrik
adalah masa depan dari teknologi otomotif di dunia.
"Saya sudah ke luar negeri, di sana listrik sedang dikembangkan untuk otomotif," ujar dia.
Selain itu, keprihatinan akan tidak adanya produk nasional juga
melatarbelakangi pihaknya memproduksi sepeda motor listrik.
Indonesia, kata dia, saat ini menempati urutan ketiga penjualan
motor terbanyak di dunia di bawah Tiongkok dan India, namun tidak punya
produk nasional. Berbeda dengan Tiongkok yang penjualan produk di sana
sekitar 30 juta, tapi ada beribu merek Tiongkok. Sedang India bisa 15
juta setahun, dan beratus-ratus motor India dijual.
"Indonesia, 5-7 juta setahun tapi nol merek Indonesia yang terjual.
Kalau mengembangkan teknologi konvensional ya tertinggal 40 tahun. Tapi
kalau listrik, kita mampu. Kita punya visi yang sama," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pusat Unggulan Iptek (PUI)
Sistem dan Kontrol Otomotif Muhammad Nur Yuniarto mengemukakan, susah
sepeda motor dan mobil merek nasional terjual di Indonesia karena
pemikiran orang Indonesia yang masih salah.
Banyak orang beranggapan jika produk buatan orang Indonesia, haruslah dijual dengan harga murah.
"Harusnya beli karena memang peduli, bukan karena murah. Ferari,
dijual Rp5 miliar banyak yang beli, begitu kami buat sepeda motor,
dijual Rp20 juta masih banyak yang nawar. Artinya kalau yang buat orang
luar negeri harus mahal, sedangkan jika produksi Indonesia harus murah.
Kenapa tidak punya produk nasional karena tidak mau menghargai produk
kita sendiri," ujarnya.
Hal senada juga dikatakan Menristekditi Mohamad Nasir. Dirinya
mengatakan jika ingin produk Indonesia laris maka harus diberi nama luar
negeri.
"Contohnya seperti pepaya. Jika hanya pepaya mungkin tidak banyak
yang beli. Tapi ketika diberi nama Pepaya California banyak yang beli,"
tuturnya.
Untuk menyiasati itu, Kemenristekdikti terus mendorong perbaikan
dari kualitas produk yang dihasilkan anak negeri. Pihaknya juga
mendorong dipermudahkannya perizinan untuk produk nasional.
"Saya sudah berhubungan dengan Menteri Perhubungan (Menhub) untuk
izin layak jalannya, dan mengenai izin sertifikatnya melalui. Ada
beberapa BUMN yang bersama-sama untuk menghasilkan motor listrik ini,"
ujarnya.
Dirinya menargetkan pada tahun 2018, izin untuk memproduksi massal dan jalan sudah dikantongi GESITS.(*)
Garansindo: GESITS Dijual di Bawah Rp20 Juta
Jumat, 15 Desember 2017 18:55 WIB
Indonesia, 5-7 juta setahun tapi nol merek Indonesia yang terjual. Kalau mengembangkan teknologi konvensional ya tertinggal 40 tahun. Tapi kalau listrik, kita mampu. Kita punya visi yang sama