Surabaya (Antara Jatim) - Kota Surabaya sebagai kota metropolitan terbesar kedua setelah DKI Jakarta terus menunjukkan perkembangannya dalam berbagai sektor, salah satunya dengan melakukan berbagai percepatan pembangunan infrastruktur.
Pemerintah Kota Surabaya mengalokasikan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Surabaya 2017 sekitar Rp8,9 triliun untuk sejumlah sektor penting guna mewujudkan tema peningkatan daya saing ekonomi lokal melalui percepatan pembangunan infrastruktur.
APBD Surabaya dialokasikan untuk belanja langsung sebesar 77 persen, dan belanja rutin seperti gaji pegawai pemerintah sebesar 23 persen. Adapun belanja langsung tersebut meliputi sektor infrastruktur sebesar 11 persen, pendidikan 24 persen, kesehatan 11 persen, dan sisanya untuk sektor sosial, budaya, pariwisata dan sektor lainnya.
Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya menyebut ada beberapa proyek infrastruktur yang dikerjakan selama 2017 yang sebagian besar merupakan proyek kelanjutan tahun sebelumnya.
Adapun proyek infrastruktur yang dikerjakan tahun ini di antaranya seperti pelebaran jembatan di kawasan Joyoboyo, penuntasan pembebasan lahan dan fisik untuk jalan Middle East Ring Road (MERR) di sisi kawasan Gunung Anyar, Jalan Lingkar Luar Timur (JLLT) dan Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) yang sudah progres, serta meneruskan sisa pekerjaan box culvert (goorong-gorong beton) di Banyuurip sepanjang 6 km.
Selain itu, pembebasan persil sebagai tindak lanjut penuntasan frontage road (FR) Jalan Ahmad Yani sisi barat. Untuk FR sisi barat berada di depan rumah Sakit Islam (RSI) Wonokromo yang akan dilanjutkan hingga sungai Kalimas. Untuk itu ada persil yang harus dibebaskan, seperti di Pulo Wonokromo. Sedangkan untuk stan pedagang akan direlokasi ke tempat yang telah disiapkan.
Pemkot Surabaya juga membangun pintu air di Jembatan Petekan di kawasan Pelabuhan Perak untuk antisipasi banjir dari sungainya maupun dari air laut yang pasang.
Begitu juga di kawasan tengah kota, Pemkot Surabaya juga berencana mempercantik sekitar Balai Pemuda mulai dari membangun lahan parkir bawah tanah juga membangun underpass di depan Balai Pemuda.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Agus Sonhaji mengatakan pihaknya juga menekankan pengembangan sumber daya manusia (SDM), agar mampu meningkatkan daya saing ekonomi lokal melalui percepatan pembangunan infrastruktur berwawasan lingkungan dan pengembangan kualitas SDM.
"Pengembangan SDM warga juga tetap diprioritaskan. Di beberapa SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) di Pemkot Surabaya ada pelatihan untuk meningkatkan kemampuan SDM warga," ujarnya.
Hal itu selaras dengan tema pembangunan di Surabaya 2017 yakni peningkatan daya saing ekonomi lokal melalui percepatan pembangunan infrastruktur berwawasan lingkungan dan pengembangan kualitas SDM.
Selain menuntaskan pembangunan jalan-jalan baru, Pemkot Surabaya juga akan membenahi sistem transportasi karena juga memiliki kaitan langsung dengan perekonomian.
Untuk itu, Pengerjaan Angkutan Massal Cepat (AMC) berupa trem diharapkan bisa segera dimulai. Kalau trem itu berjalan tentunya bisa menekan jumlah kendaraan dari arah Sidoarjo.
Fokus APBD Kota Surabaya memang ada pada bidang infrastruktur. Namun demikian, pembangunan infrastruktur yang dikonsep Pemkot Surabaya tetap harus berbasis ekologi yang ramah lingkungan.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan tampaknya sudah menjadi ciri khas Kota Pahlawan. Itulah sebabnya, di tengah kemajuan pesat pembangunan infrastruktur fisik seperti jalan, gedung pemerintahan dan sebagainya, Pemkot tetap memperhatikan aspek estetika dan keindahan lingkungan.
Di antara sekian triliun APBD Surabaya, sebagian dialokasikan untuk pembangunan dan perawatan taman kota. Saat ini sudah ada 60 taman kota yang tersebar di berbagai penjuru kota. Harapannya, taman-taman tersebut mampu menjadi wadah sarana interaksi warga kota. Tentunya disamping fungsi utamanya sebagai ruang terbuka hijau.
Salah satu proyek prestisius Pemkot Surabaya yakni Jembatan Suroboyo diresmikan pada 9 Juli 2016. Proyek multiyears ini menjadi ikon baru wisata di kawasan pesisir pantai Kenjeran. Selain merupakan bagian dari konsep penataan kawasan pesisir, jembatan tersebut juga berfungsi sebagai penambahan sarana jalan baru. Rencananya, jembatan Suroboyo akan diintegrasikan dengan jalan baru lainnya yang terkoneksi hingga bandara Juanda.
Selain itu, Pemkot telah membebaskan lahan di depan Sentra Ikan Bulak (SIB). Di lahan tersebut telah dibuat taman lengkap dengan ikon patung raksasa berbentuk suro dan boyo. Tamannya sudah jadi, hanya saja patungnya sampai saat ini belum ada.
Pakar Tata Kota dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Prof. Johan Silas menilai bahwa Surabaya sudah naik kelas. Penilaian tersebut didasarkan pada progres pembangunan yang sudah terealisasi di Surabaya.
Di samping itu, maraknya kota lain baik dari dalam maupun luar negeri, yang studi banding ke Surabaya juga menandakan bahwa Surabaya memang punya nilai lebih dibanding kota-kota lain.
"Secara keseluruhan, pelaksanaan pembangunan di Surabaya sudah berjalan dengan baik," ujar Johan.
Namun, di tengah sederet capaian Surabaya itu, Johan memberikan masukan soal pelaksanaan proyek. Menurut dia, kinerja kontraktor juga harus ditingkatkan. Pemkot harus menyertakan persyaratan komitmen dari kontraktor agar kinerjanya tidak mengganggu kepentingan umum.
Pernyataan Johan Silas itu merujuk pada masih banyaknya dijumpai kontraktor yang meletakkan material proyek sembarangan sehingga menyebabkan kemacetan. Serta, terkait jadwal kerja kontraktor yang sebisa mungkin diatur pada saat kondisi lalu lintas tidak sedang padat.
Proyek Infrastruktur Terbengkalai
Menjelang tutup tahun 2017, Pemkot Surabaya tengah sibuk menyelesaikan sejumlah proyek infrastruktur di sejumlah titik. Banyak proyek dikebut agar rampung di akhir tahun. Namun nyatanya ada beberapa proyek yang berpotensi tidak akan selesai dikerjakan hingga tutup tahun dan akan terbengkalai.
Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya ada sebanyak empat lokasi proyek yang kini sedang dipercepat agar tidak sampai terbengkalai hingga akhir tahun. Namun juga memiliki potensi besar untuk tidak selesai, padahal nilai proyeknya mencapai puluhan miliar rupiah.
Titik pertama yang dimaksud yaitu proyek frontage road sisi barat Jalan Ahmad Yani. Ada dua lokasi berbeda yang kini sedang dikebut. Namun yang berpotensi besar tidak akan selesai akhir tahun ini adalah titik Bundaran Dolog.
Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Erna Purnawati mengatakan pihaknya mentargetkan proyek tersebut selesai akhir tahun. Salah satunya pembeasan lahan frontage road di Bundaran Bulog. Hanya saja terkendala satu persil yang tengah dikonsinyasi Pemkot Surabaya.
Satu persil tersebut adalah persil milik Dewi yang mengalami sengketa ahli waris. Persil tersebut sudah dikonsinyasi senilai Rp2,2 miliar namun hingga kini belum kunjung dieksekusi dari Pengadilan Negeri Surabaya.
Untuk pengerjaan proyek frontage road di Dolog dan juga di depan kawasan RSI Ahmad Yani dan Royal Plaza tersebut di APBD Surabaya 2017 sudah dialokasikan sebesar Rp25 miliar.
Tidak hanya di titik Surabaya Selatan, di Surabaya Barat tepatnya di pembangunan proyek jalan kembar di Keluarahan Babatan Kecamatan Wiyung kini juga tengah dikebut untuk pembangunan tiga jembatan yang akan menghubungkan dua jalan kembar tersebut.
Namun untuk penyelesaian jalan hingga tembus persimpangan Babatan-Unesa, saat ini lagi-lagi masih terkendala masalah pembebasan lahan. Secara pengerjaan fisik, proyek jalan Wiyung itu sudah 70 persen.
"Tapi masih ada kendala pembebasan lahan, sudah kita proses konsinyasi untuk lima persil rumah warga tapi sedang menunggu eksekusi," kata Erna.
Lima persil tersebut, lanjut dia, proses konsinyasinya di Pengadilan Negeri Surabaya. Saat ini sudah ada pengesahan bersama 19 persil lain termasuk di proyek frontage road. Namun masih menunggu proses eksekusi.
Jika eksekusi ini tak kunjung dilakukan hingga akhir tahun mendatang, praktis penyelesaian jalan kembar Wiyung akan molor hingga tahun depan. Padahal proyek senilai Rp22 miliar ini kontrak dengan kontraktor berakhir hingga Desember.
Berikutnya masalah yang sama, pembebasan lahan, ada di proyek Simpang Dukuh. Ada satu persil yang masih mengganjal. Tinggal satu persil itu saja, pelebaran jalan pendukung trem di Tunjungan sudah beres.
Proyek jalan Simpang Dukuh ini dialokasikan dalam APBD 2017 sebesar Rp20 miliar. Kawasan jalan tersebut kini sudah diaspal dan dibangunkan saluran. Namun masih belum menyambung lantaran masih terkendala satu persil tersebut.
Selanjutnya proyek fisik yang juga ditunggu bisa rampung adalah penambahan akses di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo. Ada sebanyak enam persil lahan warga yang juga tengah dikonsinyasi. Alasannya bukan karena sengketa melainkan warga menolak harga appreisal pembebasan lahan.
"Tapi gimana, kami jelas tidak bisa menaikkan karena hasil hitungan hanya sekitar Rp200 hingga Rp300 juta per persilnya, kami masih tunggu proses di PN. Tapi fisiknya kemungkinan tahun depan baru bisa dikerjakan," katanya.
Ada satu lagi titik pengerjaan box culvert diversi Gunung Sari di Sememi hingga Benowo yang dipastikan tidak akan selesai tahun 2017. Hal ini sempat mendapat sorotan dari Wakil Ketua DPRD Surabaya Masduki Toha.
Masduki mengingatkan pemkot agar pengerjaan box culvert diversi Gunung Sari di Sememi hingga Benowo tidak molor karena dampak negatifnya menjadi sumber kemacetan, hingga banjir saat musim hujan seperti saat ini.
"Kami menilai pemkot tidak serius untuk menyelesaikannya. Padahal ini menjadi kebutuhan masyarakat yang urgen," kata Masduki.
Menanggapi hal itu, Erna mengakui pembangunan proyek pengalihan saluran irigasi menjadi drainase lambat atau baru 10 persen dikerjakan. Namun demikian, menurut Erna pengerjaannya sudah diset menjadi dua tahun sehingga tidak masalah jika tahun ini tidak selesai. Proyek tersebut baru dikerjakan satu bulan ini dan akan menyelesaian sepanjang 2,4 kilometer.
Agar bisa selesai hingga akhir tahun mendatang, Pemkot sudah meminta kontraktor untuk konsen mengatasi managemen air yang selama ini jadi kendala penyelesaian proyek. Termasuk pemasangan kisdam dan menambah titik penahan air selama pemasangan box culvert.
Erna berharap proyek selain diversi Gunung Sari tersebut di atas bisa selesai sebelum Desember 2017 sehingga tidak sampai terbengkalai atau tidak selesai. Menurutnya kalau sampai tidak selesai banyak ruginya baik dari segi dampak proyek, termasuk warga dan pengguna jalan tentu terganggu. Selain itu, dari segi belanja anggaran, tahun depan jadi berat karena harus dianggarkan lagi. (*)