Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya memetakan prioritas pembangunan infrastruktur penanganan banjir di kota setempat mulai dari rumah pompa, bozem (waduk kecil), pelebaran saluran, hingga konektivitas saluran di perkampungan yang ditargetkan bisa tuntas tahun 2026.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Kota Surabaya, Kamis, menyatakan komitmennya dalam menuntaskan persoalan banjir menyusul penuntasan banjir memerlukan skala prioritas pembangunan infrastruktur berdasarkan pemetaan persoalan yang ada di lapangan.
Ia mengatakan di tahun 2025 program penanganan banjir meliputi pembangunan Bozem Simo Hilir yang berada di atas tanah Izin Pemakaian Tanah (IPT). Bozem itu akan dibangun di sekitar pintu air Simo Hilir menggunakan konstruksi batu kumbung dengan dilengkapi pintu air elektrik.
"Di Simo, ada satu bozem kita (pemkot) yang ditutupi bangunan sehingga belum bisa bekerja secara maksimal. Saat tekanan air besar, otomatis pintu air tidak bisa menampung dan jebol. Jika pintu air dibuka maka Simo akan banjir bandang sehingga pintu air ditutup," ujarnya di Surabaya.
Upaya lainnya, kata dia, Pemkot Surabaya segera melakukan peninggian konstruksi jembatan di Jalan Kupang Baru agar air lancar dan tidak menimbulkan banjir karena saat ini posisi jembatan terlalu rendah sehingga ketika hujan lebat, air bisa meluber ke jalan.
"Awalnya warga belum sepakat atau khawatir untuk ditinggikan jembatannya, mereka meminta kajian. Tapi Alhamdulillah sudah sepakat dan sudah dilelang, awal Januari 2025 akan mulai dikerjakan," tuturnya.
Kemudian, di Jalan Dukuh Kupang Barat gang I yang dulu sempat viral karena mengalami banjir hingga leher orang dewasa. Tetapi, sejak pemkot melakukan perbaikan saluran di kawasan tersebut, genangan hanya mencapai 30 centimeter.
Di sana juga terdapat Bozem Makam Putat yang semakin mengecil akibat tumpukan sampah yang berasal dari tempat penampungan sampah (TPS) Kelurahan Putat Jaya. Ia pun meminta dinas lingkungan hidup melakukan penataan terhadap TPS, serta Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) dan Satpol PP Surabaya untuk membersihkan tumpukan sampah dari area bozem.
"Kami akan mengembalikan fungsi bozem seperti semula. Bozem ini menahan air dari Dukuh Kupang agar tidak langsung ke saluran air Pasar Bok Abang di Jalan Banyu Urip. Karena saluran Bok Abang sudah berat. Setelah bozem jadi, air ditahan dulu," ujarnya.
Sedangkan di Jalan Pakal Barat Madya, lanjut dia, masih terdapat genangan akibat saluran air terputus dan pihaknya telah berkoordinasi dengan pengembang selaku pemilik tanah untuk perbaikan sistem drainase di kawasan tersebut.
"Ada satu kampung panjangnya 20 meter, banjirnya semata kaki, padahal dulu kalau banjir mencapai sepinggang orang dewasa. Air hujan tidak bisa masuk saluran karena saluran terputus. Tanah di sana adalah milik salah satu pengembang, sudah saya telepon minta izin tanahnya, saya gunakan untuk membuat saluran menuju ke sungai," tuturnya.
Di samping itu, untuk penanganan banjir di tahun 2025, Pemkot Surabaya akan memprioritaskan sejumlah kawasan. Seperti, Jalan Cokroaminoto, Jalan Ciliwung, dan Jalan Imam Bonjol karena saluran belum terkoneksi dengan baik. Sedangkan di Jalan RA Kartini Surabaya, pemkot telah memperbaiki konektivitas saluran.
"Di 2025, saya bangun dari Jalan Cokroaminoto, Jalan Ciliwung, dan Imam Bonjol. Dulu rumah tinggal yang jadi tempat usaha, jadi saya minta ke OPD, kalau berubah jadi tempat usaha mereka harus mengganti salurannya," ujarnya.
Pemkot Surabaya juga akan membangun infrastruktur penanganan banjir di Wiyung Surabaya. Sebab, masih terdapat satu kampung di Jalan Kramat yang terkena genangan.
"Karena U-ditchnya lebih tinggi. Yang lain sudah di tinggikan tapi satu kampung ini belum. Ini akan saya kerjakan di 2025," ujarnya.
Pemkot Surabaya petakan pembangunan infrastruktur guna tangani banjir
Kamis, 12 Desember 2024 19:37 WIB