Malang (Antara Jatim) - Wakil Wali Kota Malang Sutiaji menggagas sekaligus mempopulerkan program "jumputan" dan donasi sukarela untuk membantu pendanaan pembangunan berbagai fasilitas sosial di lingkungan masyarakat, termasuk pembangunan masjid.
"Program jumputan ini cukup efektif untuk menggalang pendanaan, khususnya untuk membantu pembangunan yang tidak didanai dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD)," kata Sutiaji di sela peletakan batu pertama pembangunan Masjid Baitussajidin Tlogomas, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu.
Ia mengakui program jumputan tersebut memang tidak banyak, tetapi kalau dilakukan dan dikumpulkan setiap hari, hasilnya pasti akan banyak. Dana yang terkumpul itu bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan pembangunan, tidak hanya masjid di lingkungan masing-masing, tetapi juga warga kurang mampu.
Menurut Sutiaji, jumputan tersebut tidak harus dengan nominal besar. "Meskipun hanya Rp1000 per orang, kalau dilakukan dan dikumpulkan setiap hari akan besar. Misalnya, di Kota Malang ini ada sekitar 300 ribu kepala keluarga, kalau program jumputan ini berjalan, dalam sebulan sudah cukup banyak," katanya.
Sebelumnya Sutiaji juga menggagas program serupa, hanya istilahnya berbeda. Program sebelumnya berupa sedekah Rp1.000 per orang setiap hari yang hasilnya untuk membantu warga kurang mampu. Hasil sedekah tersebut diserahkan Badan Amil Zakat Infak dan Sodaqoh (Bazis) Kota Malang untuk dikelola guna membantu warga kurang mampu.
Menyinggung pendanaan pembangunan masjid, Sutiaji mengatakan akan lebih baik kalau dikerjakan dan didanai swadaya masyarakat sekitar, karena pahala dan bekal akhirat jangan diberikan kepada orang lain (donatur).
"Saya tetap membantu tetapi saya tidak menyebut nominal. Karena saya yang melakukan peletakan batu pertama pembangunan, saya akan bertanggung jawab atas pembangunan masjid ini hingga selesai. Dan, yang paling penting, mari kita berlomba-lomba mengisi bekal akhirat kita dengan bergotong royong membangun Baitullah (Rumah Allah) ini," ujarnya.
Sementara itu, Masjid Baitussajidin merupakan perluasan dari mushalla sebelumnya. Masjid tersebut dibangun di atas lahan seluas 200 meter persegi, yang merupakan wakaf dari salah satu warga setempat.(*)