"Saya ingin sekali batik Madiun, terlebih Batik Murni menjadi tempat tujuan untuk pendidikan belajar membatik dan menjadi tempat wisata di Kota Madiun. Hal itu tentu akan membuat batik Madiun semakin dikenal," ujar pemilik rumah Batik Murni Madiun, Sri Murniati, di Jalan Halmahera, Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, Senin.
Ia mengaku optimistis dengan keinginannya tersebut mengingat rumah batiknya yang rutin menjadi tempat belajar membatik sejumlah siswa di Kota Madiun.
"Setiap seminggu selalu ada kunjungan siswa tingkat taman kanak-kanak hingga SMA untuk belajar membatik. Selain itu juga tujuan wisatawan yang ingin mengenal batik khas Madiun," kata dia.
Pihaknya mengaku percaya industri batik memiliki prospek yang positif. Hal itu ditunjang dengan adanya hari Batik Nasional yang diperingati setiap 2 Oktober.
"Apalagi, saat ini Presiden Joko Widodo sangat sering menggunakan batik dalam setiap kegiatannya. Hal itu menjadikan ajang promosi yang positif sehingga batik semakin dikenal dan disukai," terangnya.
Ia juga mengaku mendapat dukungan yang kuat dari Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun akan keinginannya tersebut. Selama ini, pemkot melalui dinas terkait selalu memberikan dampingan sehingga kerajinan batik yang telah digelutinya sejak tahun 2010 tersebut terus berkembang.
Terdapat sejumlah motif batik yang dikembangkan di rumah Batik Murni Madiun. Di antaranya motif Pecelan, Seger Arum, Madumongso, Keris Tundung Madiun, dan Kereta Api.
Motif-motif tersebut merupakan cerminan dari hal-hal yang merupakan ikon atau ciri khas dari Kota Madiun. Seperti motif pecelan yang merupakan cerminan sambal pecel makanan khas Madiun.
Kemudian motif seger arum merupakan cerminan dari jeruk nambangan yang dulu pernah menjadi produk asli Madiun namun kini telah hilang karena tidak ada lagi yang menanam buah tersebut.
Motif madumongso yang merupakan jajanan khas Madiun, keris tundung Madiun merupakan senjata Retno Dumilah yang merupakan tokoh pendiri Kadipaten Madiun pada masa Kerajaan Mataram dulu, dan kereta api karena Madiun terdapat PT Industri Kereta Api (PT INKA).
"Batik itu pasti mengandung filosofi daerah masing-masing. Apa yang menjadi ciri khas daerah itu yang diangkat. Saya mengangkat makanan khas Madiun nasi pecel untuk menjadi motif batik pecelan," kata Sri Murniati.
Data Pemerintah Kota Madiun mencatat, saat ini terdapat tujuh unit industri rumah tangga (IKM) yang menggeluti usaha batik. Ketujuh usaha tersebut telah berhasil memasarkan batik di wilayah Madiun dan kota-kota lain di tanah air bahkan luar negeri dengan omzet mencapai puluhan juta rupiah.
Untuk mengembangkan IKM batik tersebut, Pemkot Madiun terus melakukan berbagai upaya. Di antaranya adalah pemberian pelatihan, pengadaan pameran tingkat regional dan nasional, serta berbagai macam promosi lainnya. (*)