Kediri (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kota Kediri, Jawa Timur, memberikan imunisasi campak-rubela pada sekitar 83 ribu anak yang dilakukan oleh petugas medis baik di pusat kesehatan maupun datang ke sekolah langsung.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Kediri Apip Permana mengemukakan program pemberian imunisasi campak-rubela itu dilakukan pada anak yang berusia sembilan bulan sampai 15 tahun. Mereka mendapatkan imunisasi secara gratis dari pemerintah.
"Jadi, ini program pemerintah dan setiap anak usia sembilan bulan sampai 15 tahun, yaitu mulai PAUD, taman kanak-kanak, sekolah dasar (SD), hingga sekolah menengah pertama (SMP) mendapatkan imunisasi itu," katanya di Kediri, Senin.
Ia mengatakan, program imunisasi itu di Kediri sudah dimulai sejak 1 Agustus hingga 30 September 2017. Kegiatan itu melibatkan petugas kesehatan di pos pelayanan terpadu (Posyandu) sebanyak 2.500 kader maupun 400 petugas kesehatan di puskesmas.
Seluruh petugas juga mendapatkan tugas untuk melakukan pelayanan pemberian imunisasi tersebut. Pelayanan diberikan di sekolah-sekolah, posyandu, ataupun tempat pelayanan kesehatan lainnya. Seluruh anak di Kediri juga dipastikan akan mendapatkan imunisasi tersebut.
"Petugas juga akan ke sekolah-sekolah. Stok vaksin juga sudah mencukupi. Kami sebelum program ini berjalan, sudah mengajukan kiriman dan dari dinas kesehatan provinsi juga sudah mengirimkan vaksin," ujarnya.
Apip menambahkan, pemberian vaksin tersebut sangat penting. Program imunisasi tersebut digunakan sebagai upaya untuk memutus mata rantai penularan. Pemutusan mata rantai itu bukan hanya pada yang diimunisasi, tapi juga janin pada ibu-ibu hamil.
Pihaknya menegaskan, pencegahan dini terutama pada perempuan sangat penting dilakukan. Untuk rubela, jika ada sel ini di dalam diri perempuan, suatu saat perempuan tersebut hamil dan terjadi reaktivasi, akan terjadi sindrom rubella kongenital. Kondisi ini bisa menyebabkan anak yang dikandung mengalami cacat seperti tuli, penyakit jantung bawaan, bahkan hingga kematian.
"Efeknya jika terkena rubela, kalau ibu hamil bisa keguguran. Pada anak bisa terjadi cacat," kata Apip.
Apip juga berharap, dalam pelaksanaan program ini bisa berjalan dengan optimal. Ia pun meminta orangtua yang memiliki anak usia sembilan bulan sampai 15 tahun mengikutkan anaknya untuk imunisasi. Dengan ini, juga bisa melindungi anak tersebut.
Terkait yang sudah mendapatkan imunisasi campak-rubela, ia menyebut dari 83 ribu anak itu, 10 persen di antaranya sudah mendapatkan program imunisasi tersebut. Ke depan, pemerintah lewat dinas kesehatan juga terus melakukan sosialisasi untuk pelaksanaan program tersebut.
Campak juga salah satu penyakit yang perlu diwaspadai. Begitu juga dari kasus rubela. Hingga kini belum ditemukan obat yang efektif untuk menanganinya, sehingga harus dilakukan pencegahan. Dari data WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia, terdapat 326 ribu kasus sindrom rubella kongenital per tahun di dunia. Sementara di Indonesia, terdapat 5.000 - 6.000 kasus per tahun. (*)