"Rendahnya IPM Sampang ini berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan selama ini," ujarnya di Sampang, Madura, Jawa Timur, Rabu.
Sutrisno mengemukakan hal ini menjelaskan hasil penelitian yang dilakukan oleh badan itu dalam dua tahun terakhir ini terkait indeks pembangunan manusia (IPM) di Kabupaten Sampang.
Ia menjelaskan, pada 2015 IPM Sampang 58,18, sedangkan pada 2016 sebesar 59,09.
"Memang disini terlihat ada peningkatan, tapi tidak signifikan," ujarnya.
Ia menjelaskan, dibanding 38 kabupaten/kota lain se-Jawa Timur, IPM Sampang termasuk paling rendah, termasuk dibanding tiga kabupaten lain di Pulau Madura.
"Kalau Pamekasan, Bangkalan, dan Sumenep, jauh diatas Sampang," ujarnya.
Kabid Sosial Budaya Balitbangda Pemkab Sampang Sutrisno menjelaskan, ada beberapa hal yang menjadi penyebab rendahnya IPM Sampang.
Selain karena pendidikan, kesehatan dan ekonomi masyarakat juga menjadi faktor penyebab rendahnya IPM Sampang.
"Buta huruf dan angka anak putus sekolah di Sampang ini masih tinggi, dan ini perlu menjadi perhatian serius pemerintah kedepan," kata Sutrisno.
Ia menjelaskan, saat ini Pemkab Sampang telah mencanangkan sejumlah program untuk meningkatkan IPM itu.
Antara lain berupa bantuan pemberdayaan ekonomi untuk petambak garam melalui program usaha garam rakyat (pugar), bantuan beras sejahtera (restra) dan penyebaran lembaga pendidikan kejar paker guna menekan angka putus sekolah di wilayah itu. (*)