Kediri (Antara Jatim) - Sejumlah seniman di Jawa Timur menggelar pameran seni lukis tentang cerita Panji di kawasan Simpang Lima Gumul (SLG), Kabupaten Kediri, sebagai bagian dari mengenalkan kebudayaan daerah tentang Panji pada warga.
"Ini seluruhnya karya dari teman-teman alumni ISI (Institut Seni Indonesia) ada yang dari Yogyakarta, Surakarta dan ini sekaligus ajang silaturahmi, reuni," kata Suyadi, salah seorang peserta kegiatan itu saat dikonfirmasi di Kediri, Sabtu.
Ia mengatakan, total karya seni lukis yang dipamerkan ada lebih dari 40 unit. Semuanya merupakan karya lukis dengan tema sama, yaitu Panji. Karya itu dilukis dengan media cat air, cat minyak, bahkan ada yang dari ukiran. Ukurannya juga beragam, lebih dari 1 meter.
Ia juga menambahkan, seluruh rekan-rekannya sebenarnya mayoritas sudah berusia tua, bahkan beberapa ada yang pensiunan. Namun, mereka masih tetap berkarya seperti membuat lukisan ataupun mempunyai usaha yang masih berkaitan dengan keterampilan mereka.
Suyadi yang juga guru di salah satu sekolah menengah atas (SMA) negeri di Kota Kediri ini mengaku, ia dengan rekan-rekannya sangat senang dengan pameran ini. Selain bisa menampilkan karya mereka, ia juga bisa memberikan edukasi pada para pengunjung terkait dengan kebudayan sendiri, salah satunya cerita Panji.
Ia mengakui, cerita Panji berawal dan diceritakan di bumi Kediri. Namun, cerita Panji bukan hanya milik Kediri, melainkan sudah menjadi milik nasional bahkan dunia. Cerita Panji ada juga di Bangladesh, Filiphina, Bangkok. Pemerintahan di negara ini bahkan sangat mendukung serta menjadikan cerita Panji ini sebagai salah satu ajang menarik wisatawan.
"Panji itu bukan milik Kediri, itu adalah milik nasional bahkan dunia. Bangladesh, Filiphina, Bangkok, bahkan mengenal cerita Panji. Pusatnya, tempatnya Panji diceritakan di bumi Kediri, sehingga dengan itu Kediri memang tempat Panji," katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan cerita Panji banyak sempalan ceritanya, misalnya ande-ande lumut, jaranan, reog. Sempalan cerita itu dikembangkan di masing-masing daerah dan disesuaikan dengan kondisi lokal daerah, sehingga banyak kesenian yang juga berkembang.
Ia pun menambahkan, selain dipamerkan, karya pameran itu juga untuk dijual. Harganya juga beragam, tergantung media serta tingkat kesulitannya, yaitu mulai jutaan hingga puluhan juta.
Sementara itu, sejumlah pengunjung mengaku senang dengan pameran ini. Salah satunya diungkapkan oleh Emilia. Ia menjadi lebih tahu tentang cerita Panji setelah melihat koleksi lukisan dan membaca sejumlah tulisan di lokasi pameran.
"Sebelumnya tahu sedikit tentang cerita Panji ini, misalnya cerita tentang ande-ande lumut. Dengan melihat pameran ini, jadi lebih tahu," katanya.
Fitriania, pengunjung lainnya juga berharap, kegiatan ini akan terus dilakukan. Dengan pameran, anak muda seperti dirinya akan lebih paham. Selain itu, melihat pameran juga akan lebih menarik ketimbang bermain-main.
"Pameran ini membuat kami, anak muda, menjadi lebih tahu kebudayaan Indonesia itu seperti apa. Saya juga setuju pameran seperti ini, karena lebih bisa mengenal tentang budaya," kata dia. (*)