Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menggandeng dari kampus di Kediri, mendeklarasikan pembukaan Sekolah Pemberdayaan Rakyat (SPR) sebagai upaya mendorong sektor perikanan lebih maju lagi.
Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Kediri Elok Etika mengemukakan program itu digelar sebagai upaya untuk pendorong kemajuan sektor perikanan di Kabupaten Kediri. Pemkab menggandeng perguruan tinggi sebagai upaya meningkatkan sektor perikanan di kabupaten ini.
“Kami berharap perikanan di Kabupaten Kediri semakin eksis dan menjadi sektor yang kuat dan berdaya saing," katanya di sela kegiatan yang berlangsung di Universitas Islam Kadiri (Uniska) Kediri, Senin.
Ia menambahkan, Kabupaten Kediri juga akan menggelar bursa ikan pada 22 Juni 2022. Bursa ini nantinya akan menjadi ruang temu antara pembudidaya, pasar, dan inovasi, serta membuka akses ekonomi lebih luas bagi masyarakat.
Rektor Uniska Kediri Prof. Dr. H. Bambang Yulianto, M.Pd., mengatakan bahwa SPR menjadi bagian penting dari kontribusi kampus dalam pendidikan berbasis masyarakat.
“SPR penting, karena kami unggul di bidang peternakan, perikanan, dan agribisnis. Saat ini kami sedang menyiapkan Agro Techno Park sebagai ruang mahasiswa mengembangkan potensi dan kualitasnya,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa program ini sejalan dengan komitmen kampus menjaga excellent in quality dan penjaminan mutu pendidikan secara ketat.
“SPR adalah ujung tombak pemberdayaan masyarakat. Kehadiran para peserta hari ini sangat berarti, tidak hanya bagi masyarakat tapi juga untuk penguatan posisi UNISKA sebagai kampus berdampak,” kata dia.
Program SPR ini akan dijalankan selama tujuh bulan, terdiri dari satu bulan tahap observasi yang ditutup dengan deklarasi dan pembentukan dewan perwakilan pembudidaya ikan, serta enam bulan penyampaian materi dan kegiatan pendampingan komunitas pembudidaya ikan.
Kegiatan ini dilakukan oleh tenaga ahli dan mahasiswa Uniska Kediri untuk memastikan kurikulum SPR tersampaikan dan dapat terserap oleh komunitas pembudidaya ikan.
Di akhir kegiatan pendampingan akan dilaksanakan evaluasi dan ujian bagi komunitas pembudidaya ikan. Bagi komunitas yang dinyatakan lulus akan dilakukan wisuda dan tergabung dalam organisasi yang lebih luas, yaitu SASPRI, Solidaritas Alumni SPR Indonesia yang menghimpun alumni SPR seluruh Indonesia.
Sementara itu, penggagas SPR dan Guru Besar IPB Prof. Dr. Ir. Muladno, MSA., IPU, yang hadir langsung dalam deklarasi tersebut menekankan pentingnya sinergi antara ilmu dan pengalaman dalam pemberdayaan masyarakat.
Menurutnya, ketahanan pangan hanya bisa terwujud jika empat elemen utama terlibat secara aktif yakni pemerintah sebagai pemegang regulasi, perguruan tinggi sebagai pusat teknologi, pengusaha sebagai penyokong dana dan pasar, serta komunitas pembudidaya sebagai pelaku lapangan.
Prof. Muladno juga memperkenalkan rencana menjadikan lokasi SPR sebagai Kawasan Riset dan Inovasi Teknologi (Kawasan RISET), tempat pengembangan gagasan, promosi digital, dan pemasaran produk ikan yang lebih menarik.
Ia menutup dengan ajakan kolaborasi bahwa selama enam bulan ke depan para peserta akan didampingi mahasiswa Uniska Kediri.
"Nanti diharapkan aktif membangun organisasi pembudidaya yang kuat, adaptif, dan siap bersaing di era digital," kata dia.
Turut hadir dalam kegiatan itu, jajaran dari Pemkab Kediri, manajemen kampus Uniska Kediri, serta perwakilan pembudidaya ikan di Kabupaten Kediri.*