Trenggalek (Antara Jatim) - Belasan sekolah menengah tingkat atas/kejuruan (SMA/SMK) di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, kekurangan murid karena hasil program penerimaan peserta didik baru (PPDB) secara daring tahun ajaran 2017/2018 tidak mampu memenuhi pagu yang diharapkan.
Menurut Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Supriyadi, Kamis, sekolah yang tidak mencapai pagu rata-rata ada di daerah pinggiran.
"Sebenarnya sudah ada perpanjangan atau pendaftaran PPDB daring tahap 2, namun selisih data pagu tidak banyak berubah," kata Suptiyanto.
Ia menduga, sistem daring belum sepenuhnya dipahami wali murid, sehingga banyak yang bingung mengikuti tahapan proses pendaftaran hingga registrasi pascalolos seleksi administrasi.
"Kami masih evaluasi masalah ini. Tapi sementara tidak ada rencana pembukaan pendaftaran tahap tiga atau lanjutan," ujarnya.
Menurut Supriyanto, dari belasan sekolah yang tidak mencapai pagu, terbanyak dialami di SMA Negeri I Tugu yang kekurangan 122 murid serta SMK Negeri 1 Watulimo kekurangan 95 siswa.
Ia mengatakan, bangku kosong yang tersebar di belasan sekolah menengah tersebut akan dibiarkan kosong, karena sejauh ini tidak kebijakan baru yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
"Belum ada arahan. Sementara dibiarkan sambil menunggu petunjuk lebih lanjut," ujarnya.
Supri mengatakan, banyaknya jumlah sekolah yang tidak mampu memenuhi pagu siswa baru tersebut tidak hanya terjadi pada tahun ini, karena beberapa sekolah sudah bertahun-tahun sepi peminat.
"Seperti SMAN I Tugu itu memang dari dulu selalu kekurangan siswa, tapi tidak tahu kenapa saat ini yang lain juga mengalami kekurangan," katanya.
Selain faktor ketidakpahaman calon siswa dan wali murid dalam memahami mekanisme PPDB daring, stigma sekolah favorit dan nonfavorit diduga ikut andil menjadi penyebab kesenjangan jumlah peminat/pendaftar selama masa PPDB daring berlangsung.(*)
Belasan SMA/SMK Trenggalek Kekurangan Murid
Kamis, 13 Juli 2017 7:34 WIB
"Sebenarnya sudah ada perpanjangan atau pendaftaran PPDB daring tahap 2, namun selisih data pagu tidak banyak berubah," kata Suptiyanto.