Surabaya (Antara Jatim) - Hasil survei yang dilakukan Enciety Business Consult (EBC) sejak awal 2017 menyebutkan "gamers" (pemain game) di Kota Surabaya menghabiskan waktu bermain game online atau dalam jaringan (daring) sekitar 2-8 jam sehari.
"Game daring menjadi hiburan favorit warga Surabaya, bukan hanya anak-anak dan kaum muda, tapi juga kalangan dewasa," kata Peneliti EBC Rizal Zulkarnain, di Surabaya, Kamis.
Menurut dia, survei EBC pada awal tahun 2017 menyebutkan jika game daring tidak hanya digemari kelompok generasi Z (lahir tahun 1995-2010) atau generasi Y (lahir tahun 1981-1994) saja, tapi juga sebagian generasi X (lahir tahun 1965-1980).
Dari 200 responden, sekitar 14 persen pemain game termasuk kelompok Gen X. Kendati jumlahnya tidak sebanyak Gen Z, lebih dari separo pemain game Gen Y atau biasa disebut Gen Millennial, bermain game daring selama 2-8 jam sehari.
"Bahkan, pada hari libur mereka bisa main game daring lebih dari 8 jam sehari," katanya.
Ia mengatakan game daring membuat gamers lebih banyak berkomunikasi virtual, sehingga dapat menurunkan interaksi langsung dalam dunia nyata.
Survei juga mengungkakan game daring bergenre action menjadi game favorit yang sering dan banyak dimainkan. Lebih dari 65 persen pemain game di Surabaya maniak game bergenre action.
"Game jenis ini lebih mengutamakan ketangkasan koordinasi tangan dan mata, di mana kecepatan dan refleks menjadi andalan utama sang pemain," ujar Rizal.
Game bergenre action, kata dia, selalu seru untuk dimainkan karena menyajikan tantangan yang membuat pemain merasa termotivasi. Dan umumnya, grafis yang disajikan juga berkualitas.
Setiap tahun, menurut Rizal, pemain game jumlahnya terus bertambah. Apalagi dengan keberadaan game daring semakin mendongkrak pertumbuhan pemain game di Indonesia.
Sementara, persentase netter yang main game daring meningkat tiap tahunnya yakni dari 45 persen pada tahun 2014 menjadi 53,18 persen pada 2016. Aktivitas game daring menempati peringkat kedelapan dari aktivitas netter saat mengakses internet setelah e-mail, video streaming, chatting/ messaging, upload, social networking , download dan browsing.
Fakta ini, sebut Rizal, juga menunjukan jika perkembangan dunia game yang beralih kepada sistem daring dan berhasil memunculkan budaya baru berupa "Digital Social Gaming". Ini merupakan fenomena tersendiri yang mewarnai perkembangan Gen-Y dan Gen-Z, kurun waktu terakhir.
Ia menambahkan era game konsol (play station, X-Box, dan lain-lain) menjadi semakin tersingkirkan dengan munculnya banyak game daring yang gratis, seru, dan yang terpenting melibatkan pemain di seluruh dunia.
Game daring bisa bermain selama 24 jam dan bisa dimainkan dimana pun hanya dengan bermodalkan smartphone seharga kurang dari Rp1 juta.
Survei juga menunjukkan ada sekitar 54 persen pemain game di Surabaya yang masih bermain game konsol. Sedangkan game daring dimainkan 100 persen pemain game.
"Game konsol yang dimainkan itu pun didominasi versi lama, yaitu play station 3 dan play station 2. Sementara Play station 4 dan X-Box hanya dimainkan oleh sekitar 8 persen pemain game," katanya. (*)