Surabaya (Antara Jatim) - Perwakilan Word Bank menemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Balai Kota Surabaya, Jumat, guna menjajaki peluang investasi dan peminjaman melalui "credit reating".
Senior Urban Economist World Bank Thalita Ernandya Yuwono mengatakan, Surabaya ingin melakukan pemeringkatan finansial melalui "credit reating" dan "financial manager assement" serta memberi bantuan untuk menghitung "boru incapacity" Kota Surabaya.
"Hasil akan terlihat ketika credit reating, financial manager assement, dan boru incapacity keluar. Credit rating dapat digunakan Surabaya untuk meminjam atau menawarkan kepada investor agar melakukan investasi," katanya.
Ernandya mengatakan pemeringkatan Surabaya pernah dinilai oleh Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia) tiga tahun lalu. Menurutnya hasil yang didapat cukup bagus yakni double A – (Double A minus).
"Pencapaian nilai yang didapat sudah setara dengan DKI Jakarta dan Jawa Barat, seharusnya bisa meminjam karena fiskal capacitynya sudah kuat," ujarnya.
Ia juga menegaskan kehadiran dirinya bersama tim di sini untuk mengetahui posisinya secara finansial atau ratingnya ada dimana. "Sebab itu sangat berguna bagi kepentingan Surabaya," katanya.
Ditanya soal syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh Pemkot Surabaya untuk mengetahui posisi finasialnya. Ia mengatakan ada beberapa data yang harus diserahkan antara lain data-data Pendapatan Asli Daerah (PAD), data pengeluaran, revenue termasuk data BUMD yang ada di Surabaya. "Nanti kita analisa semuanya itu," katanya.
Rencanya perhitungan rating yang akan dilakukan Word Bank tidak dapat dilakukan secara terburu-buru karena penilaian ini ada metodologi berprosesnya "Mungkin sekitar 2 hingga 3 bulan baru keluar hasilnya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeko) Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji mengatakan credit rating untuk memenuhi kapasitas daerah sehingga dapat melihat posisi finasial Surabaya untuk meminjam uang dan mengajak investor.
"Suatu saat pemkot ingin membangun infrastruktur dan menggunakan uang hutang, nanti pemberi hutang dapat melihat atau menilai sejauh mana finansial kota Surabaya melalui credit rating. Itu fungsinya," kata Agus.
Setelah hasil pemeringkatan dikeluarkan Word Bank, lanjut dia, Pemkot Surabaya rencananya akan melakukan investasi proyek dalam waktu dekat salah satunya pembangunan trem.
"Seperti yang dikatakan ibu Menteri Keuangan bahwa APBN tidak ada, maka disarankan memakai APBB atau APBU itu kan artinya kita disuruh investasi," katanya.
Agus berharap ada peningkatan hasil survei yang dikeluarkan Word Bank dalam menilai peringkat Kota Surabaya dari sektor finansial sehingga kepercayaan para investor untuk melakukan investasi di Kota Pahlawan semakin terbuka. (*)