Jember (Antara Jatim) - Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub-Divisi Regional XI Jember mengganti beras sejahtera (rastra) yang rusak dan tidak layak konsumsi di Kelurahan Antirogo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa.
"Kami meminta maaf atas kejadian itu dan tidak ada unsur kesengajaan dalam mendistribusikan rastra yang kualitasnya buruk," kata Kepala Bulog Sub-Divre XI Jember Antok Hendriyanto dalam jumpa pers di Lingkungan Jambuan, Kelurahan Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember.
Menurutnya ada berjuta-juta sak beras yang harus ditangani di gudang penyimpanan Bulog Jember, dan pihaknya sudah berupaya melakukan yang terbaik pada saat penyaluran rastra dengan penyortiran secara ketat, namun masih saja ada beras yang rusak ikut didistribusikan kepada warga penerima manfaat.
"Banyak faktor yang bisa menyebabkan beras rusak, misalnya saat berada di gudang dalam kondisi lembab dan lamanya penyimpanan, namun pihak Bulog berusaha maksimal menjaga kualitas beras tetap baik," katanya.
Melihat kerusakan rastra salah satu keluarga penerima manfaat di Lingkungan Jambuan, Kelurahan Antirogo, Antok menduga rusaknya beras itu karena kebocoran pada saat penyaluran diatas kendaraan truk maupun pada saat proses distribusi yang diletakkan di balai desa atau kelurahan.
"Kami sudah melakukan sosialisasi kepada warga penerima manfaat rastra bahwa beras yang kualitasnya rusak bisa diganti, meskipun hanya satu sak seperti yang terjadi di Kelurahan Antirogo," ucapnya.
Ia menjelaskan warga bisa melaporkan beras yang buruk itu kepada petugas Bulog atau melalui perangkat desa/kelurahan, sehingga petugas akan langsung menggantinya dan pengaduan itu bisa dilayani 24 jam.
"Dari ratusan sak rastra yang disalurkan di Kelurahan Antirogo, hanya satu sak saja yang berasnya jelek dan kami sudah menggantinya hari ini," ujarnya.
Sementara Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo mengatakan pihaknya masih belum menemukan indikasi terkait pengoplosan rastra yang tidak layak konsumsi tersebut dan aparat kepolisian menghadirkan Bulog untuk menyampaikan langsung kepada masyarakat.
"Upaya itu dilakukan, agar persoalan rastra yang tidak layak konsumsi itu tidak menimbulkan keresahan warga dan pihak Bulog sudah menggantinya dengan beras yang baik," kata Kusworo yang juga hadir dalam pertemuan Bulog dengan warga penerima manfaat rastra di Kelurahan Antirogo.
Pantauan di lapangan, beras yang tidak layak konsumsi itu kondisinya hancur dan sebagian sudah menyerupai tepung, serta baunya tidak sedap, bahkan ada sejumlah ulat beras yang masih hidup dalam rastra milik warga penerima manfaat di Kelurahan Antirogo itu.(*)