Jember (ANTARA) - Perum Bulog Jember menambah kuota beras impor untuk mengamankan stok cadangan beras pemerintah di Kabupaten Jember guna memenuhi kebutuhan selama Ramadhan hingga Lebaran 2024.
"Stok beras per hari ini sebanyak 3.900 ton dan masih ada lagi penambahan pengiriman beras impor," kata Kepala Bulog Jember Muhammad Ade Saputra usai menghadiri Rapat Dengar Pendapat DPRD Jember di Jember, Senin.
Awalnya Bulog Jember mendapat kuota sebanyak 8.000 ton beras impor yang didatangkan pemerintah dari berbagai negara seperti Thailand, Vietnam dan Pakistan.
"Pengiriman beras impor tahap 1 sebanyak 8.000 ton sudah selesai, kini tinggal tahap pengiriman kedua akan ada tambahan sebanyak 5.000 ton, namun yang sudah masuk Gudang Bulog Jember baru 1.500 ton dan sisanya menyusul," tuturnya.
Ia menjelaskan penambahan stok beras impor tersebut untuk mencukupi kebutuhan masyarakat selama Ramadhan hingga Lebaran 2024.
"Saat ini kekuatan ketahanan pangan stok beras tersebut aman hingga awal Mei 2024, namun ketika ada penambahan dan penyerapan beras dari petani tentu stok bertambah dan ketahanan pangan bisa lebih panjang lagi," katanya.
Ade mengatakan pihak Bulog Jember terus melakukan penyerapan gabah atau beras petani, namun kondisi di lapangan apabila harga gabah masih di atas harga pembelian pemerintah (HPP) maka pihaknya tidak bisa melakukan pembelian beras cadangan pangan pemerintah (CPP) atau PSO.
"Saat ini kami juga menyerap beras melalui sentra penggilingan padi di Gudang Bulog Jambearum di Kecamatan Puger sebanyak 270 ton gabah kering sawah dengan harga pembelian Rp7.000-Rp7.600 per kilogram," katanya.
Sejak awal Januari hingga akhir bulan Februari 2024 tercatat Bulog Jember telah menyalurkan sekitar 8.700 ton beras impor kepada masyarakat di Jember.
Penyaluran beras tersebut terbagi dalam dua program, yakni untuk program bantuan pangan sebanyak 2.400 ton beras dan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebanyak 6.300 ton.