Pamekasan (Antara Jatim) - Mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tanjung menyatakan, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) didirikan untuk mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan kemajuan umat Islam.
"Dua tujuan awal ini yang mendasari berdirinya HMI pada 5 Februari 1947 di Yogyakarta," kata Akbar Tanjung saat menjadi pemateri dalam acara Intermediate Training (LK-2) Se-Nusantara di Pamekasan, Kamis.
Di hadapan peserta Latihan Kader se-Nusantara yang digelar HMI Cabang Pamekasan di salah satu hotel di kota itu, Akbar menjelaskan, orientasi pemahaman kader-kader HMI harus mengacu kepada dua hal yang menjadi tujuan awal dibentuknya organisasi mahasiswa Islam tertua di Indonesia tersebut.
Dalam kesempatan itu, Akbar Tanjung juga memaparkan tentang proses persiapan proklamasi kemerdekaan hingga tercapainya kesepakatan memproklamasikan diri sebagai negara yang merdeka dalam bingkai NKRI.
"Founding father kita sangat menghargai perbedaan paham, agama dan etnis, dan ini yang menjadi kekuatan bangsa kita," terang Akbar Tanjung.
Ada lima prinsip yang pokok-pokok pikiran yang harus dipedomani sebagai negara bangsa, yakni kebangsaan, kemanusiaan atau internasionalisme, persatuan, kesejahteraan dan ketuhanan.
"Kelima prinsip inilah yang kemudian menjadi dasar dan falsafah bangsa kita yang disebut Pancasila ini," terang Akbar.
Dengan demikian, sambung mantan Ketua PB HMI ini, kehadiran HMI sebenarnya dalam rangka mempertahankan keutuhan bangsa Indonesia dalam bingkai NKRI.
"Dan seharusnya ideologi yang terbangun adalah memiliki misi kebangsaan, yakni dalam rangka mempertahankan keutuhan NKRI dan menyebarkan syariat Islam," katanya.
Dua hal ini, sambung harus menjadi dasar pemikiran dan perkaderan di HMI, agar tujuan akhir organisasi ini, yakni terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT tercapai.
Akbar Tanjung menyampaikan materi tentang Kebangsaan dan Keummatan selama dua jam, dan selanjutnya melakukan pertemuan terbatas dengan para aktivis dan alumni HMI. (*)