Madiun (Antara Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun, Jawa Timur mencatat laju inflasi di kota setempat pada bulan Januari tahun 2017 mencapai 1,39 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 124,44.
Kepala BPS Kota Madiun Firman Bastian di Madiun, Kamis mengatakan, angka inflasi itu naik jika dibandingkan dengan inflasi Januari tahun lalu yang hanya mencapai 0,49 persen.
"Dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Jawa Timur, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi Surabaya dan terendah di Banyuwangi. Kota Madiun menjadi urutan keempat," ujar Firman Bastian kepada wartawan.
Menurut dia, inflasi di Madiun terjadi karena dipengaruhi kenaikan harga yang ditunjukkan perubahan indeks pada sejumlah kelompok pengeluaran. Terutama pada kelompok bahan makanan sebesar 0,97 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, serta tembakau sebesar 0,27 persen; serta kelompok perumahan, air, gas, listrik, dan bahan bakar sebesar 0,44 persen.
Selain itu, kelompok pendidikan sebesar 1,04 persen; juga kelompok transportasi, komunikasi, dan keuangan sebesar 4,15 persen.
"Adapun, komoditas yang signifikan memengaruhi terjadinya inflasi di antaranya biaya perpanjangan STNK, cabai rawit, tarif dasar listrik (TDL), BBM, dan sayur mayur," kata dia.
Sedangkan komoditas yang menekan laju inflasi antara lain, bawang merah, angkutan antarkota, tomat sayur, telur ayam ras, dan kacang panjang.
Pihaknya mengakui, inflasi yang terjadi kali ini cukup tinggi. Oleh sebab itu, hal ini menjadi tugas Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Pemkot Madiun untuk lebih aktif menjaga stabilitas harga pangan di Kota Madiun agar inflasi dapat ditekan.
Sesuai data BPS setempat, inflasi tertinggi terjadi di Surabaya yang mencapai 1,76 persen, Jember hingga 1,46 persen, Malang hingga 1,45 persen.
Kemudian, Madiun hingga 1,39 persen, Probolinggo hingga 1,15 persen. Selanjutnya, Kediri 0,94 persen, Sumenep hingga 0,67 persen, dan terakhir Banyuwangi 0,66 persen. (*)