Sumenep (Antara Jatim) - Bupati Sumenep A Busyro Karim meminta wartawan setempat bekerja lebih profesional dan selanjutnya karya jurnalistiknya bisa menjadi rujukan oleh publik.
"Kalau hasil karya wartawan itu masih sama persis dengan isi media sosial (medsos) berarti wartawannya harus berbenah diri," katanya di Sumenep, Jawa Timur, Kamis.
Pada Kamis pagi, Busyro dan sejumlah pejabat yang tergabung dalam forum komunikasi pimpinan daerah menghadiri resepsi Hari Pers Nasional (HPN) 2017 dan HUT ke-71 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Kantor PWI Sumenep.
Ia menjelaskan, saat ini, warga biasa atau yang tidak berprofesi sebagai wartawan pun bisa menulis atau mengabarkan peristiwa tertentu melalui medsos.
Dalam konteks itu, kalau tulisan di medsos sama persis dengan karya jurnalistik berarti tidak ada perbedaan antara warga biasa dengan yang berprofesi sebagai wartawan.
"Wartawan itu profesi dan orang yang menggelutinya tentunya harus profesional, yakni memahami ilmunya sekaligus memiliki keterampilan teknis," kata Busyro, menambahkan.
Ia berharap HPN 2017 menjadi momentum sekaligus sarana introspeksi bagi wartawan di Sumenep untuk bisa bekerja dan berkarya lebih profesional.
Latar belakang atau orientasi seseorang dalam menggeluti sebuah profesi sangat berpengaruh dengan profesionalisme.
"Seseorang yang terpaksa menjadi wartawan akan lebih sulit untuk profesional. Kami berharap wartawan di Sumenep benar-benar profesional dan selanjutnya karyanya bisa menjadi rujukan oleh publik," ujarnya.
Selain resepsi yang salah satu acaranya berupa potong tumpeng, pengurus PWI Sumenep juga akan menggelar dialog publik tentang peran pers dalam pembangunan daerah pada 15 Februari 2017.
Pengurus PWI melalui panitia pelaksana HPN 2017 akan menghadirkan anggota Dewan Pers RI Imam Wahyudi, Ketua PWI Jawa Timur Achmad Munir, dan Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi sebagai narasumber dalam dialog publik tersebut. (*)