Madiun (Antara Jatim) - Sebanyak 85 kepala keluarga (KK) di Desa Durenan, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, rawan terdampak bencana tanah longsor hingga perlu dilakukan relokasi ke tempat yang aman.
"Ada sekitar 85 KK di desa kami yang bangunan rumahnya rawan terdampak tanah longsor. Bahkan pada Selasa (17/1) malam kemarin ada sebanyak 10 titik di Desa Durenan terjadi longsor dan tiga titik di antaranya mengancam sejumlah rumah tersebut," ujar Kepala Desa Durenan Purnomo kepada wartawan, Rabu.
Menurut dia, 85 KK tersebut terdapat di sejumah dusun yang ada di Desa Durenan. Yakni di Dusun Bulu, Beji, Durenan, dan Wetgaleh.
Pihaknya telah memberikan sosalisasi tentang tanggap bencana kepada puluhan warga tersebut. Terkait wacana relokasi, Pemerintah Desa Durenan akan berkoodinasi dengan camat dan pemda setempat.
"Untuk relokasi, kami masih akan melakukan koordinasi dengan camat setempat, BPBD, dan Pemkab Madiun," kata dia.
Camat Gemarang Eko Sujono menanggapi rencana relokasi tersebut menyatakan, akan membahasnya lebih lanjut dengan pihak terkait di Pemeritah Kabupaten Madiun.
"Terkait relokasi, akan kami bahas dengan dinas terkait. Sebab, relokasi tidak bisa dilakukan langsung karena hal itu harus mempertimbangkan berbagai aspek dari masyarakat," kata Eko Sujono.
BPBD Kabupaten Madiun mencatat, Kecamatan Gemarang yang berada di lereng Gunung Wilis merupakan satu dari sejumlah daerah yang rawan bencana longsor saat musim hujan berlangsung. Selain Gemarang, terdapat Kecamatan Dagangan, Kare, dan Saradan.
Sebelumnya, pada Selasa (17/1) malam, di Desa Durenan, Kecamatan Gemarang telah terjadi bencana tanah longsor di sebanyak 10 titik.
Salah satu titik longsor tersebut mengacam rumah milik Suratman dan Bari. Dimana tebing yang longsor berada di samping rumah Suratman dan depan rumah Bari. Bahkan, fondasi rumah milik Suratman sebagian telah ikut terseret tebing longsor tersebut.
Warga mengaku was-was jika hujan lebat mengguyur kawasan desa setempat selama berjam-jam. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan warga terpaksa mengungsi ke tempat tetangga yang lebih aman saat hujan. (*)