21 Desa di Madiun Rawan Terdampak Longsor
Sabtu, 20 Desember 2014 14:23 WIB
Madiun, (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mencatat ada 21 desa di lima kecamatan kabupaten setempat yang rawan terdampak bencana alam tanah longsor selama musim hujan berlangsung.
"Desa yang rawan longsor tersebut terdapat di lereng Gunung Wilis. Di antaranya di Kecamatan Dagangan, Kare, Gemarang, Wungu, dan Saradan," ujar Kepala Pelaksanan BPBD Kabupaten Madiun, Edy Hariyanto, kepada wartawan, Sabtu.
Data BPBD setempat mencatat, ke-21 desa tersebut antara lain, Kecamatan Dagangan (Desa Mendak, Tileng, Padas, Nganget, Segulung, dan Ketandan), Kecamatan Wungu (Desa Kresek), Kecamatan Kare (Desa Bodag, Kare, Randualas, Bolo, Kepel, Cermo).
Kemudian, Kecamatan Gemarang (Desa Winong, Batok, Durenan, Tawangrejo, Gemarang, Nampu), serta Kecamatan Saradan (Desa Sumberbendo dan Klangon).
"Warga yang berdomisili di wilayah tersebut diimbau untuk selalu waspada. Terlebih saat hujan deras turun di wilayah setempat," kata Edy.
Sepanjang tahun 2012, BPBD Kabupaten Madiun telah menangani sebanyak 10 kasus bencana tanah longsor. Jumlah tersebut naik di tahun 2013 yang mencapai 16 kali longsor.
"Sedangkan sepanjang tahun 2014 hingga tanggal 17 Desember lalu, BPBD telah menangani sebanyak enam kali longsor," kata dia.
Sementara, warga Desa Padas, Kecamatan Dagangan, Budi, mengaku, warga di desanya selalu siaga saat hujan deras mengguyur. Mereka memilih bertahan di luar rumah karena takut jika sewaktu-waktu terjadi longsor.
"Jika hujan turun semua warga disini takut. Sebab, dahulu pernah terjadi longsor. Makanya, jika hujan saya sekeluarga keluar rumah untuk berjaga-jaga. Tidak hanya hanya kami, tapi juga hampir semua warga dusun Tegir juga melakukannya. Tidak mengungsi, hanya berjaga-jaga saja," kata Budi.
Sesuai pemetaan BPBD Kabupaten Madiun, Dusun Tegir, Desa Padas, Kecamatan Dagangan, merupakan wilayah yang rawan terdampak bencana tanah longsor.
Pada tahun 2013 lalu terdapat tebing yang longsor di daerah setempat dengan panjang mencapai lebih dari 100 meter. Bahkan, tanah di sekitar tebing yang longsor tersebut ambles dan retak-retak sehingga rawan terjadi longsor susulan jika hujan deras mengguyur kawasan sekitar. Selain itu, tebing yang longsor tersebut juga hanya berjarak sekitar 500 meter dari rumah warga.
Terdapat sekitar 54 kepala keluarga di daerah tersebut. Untuk mengetahui bencana tanah longsor, BPBD telah memasang alat pendeteksi dini di wilayah tersebut. BPBD juga menyiagakan petugasnya di daerah tersebut untuk memantau jika sewaktu-waktu bencana longsor terjadi. (*)