Madiun (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun memetakan sebanyak 12 dari 15 kecamatan di wilayah setempat tergolong rawan tanah longsor dan banjir saat musim hujan.
"Terkait dengan musim hujan saat ini, kami telah lakukan maping ada daerah-daerah yang rawan banjir dan longsor. Untuk rawan longsor ada lima kecamatan dan banjir tujuh kecamatan," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun M. Zahrowi di Madiun, Kamis.
Ia mengatakan lima kecamatan rawan longsor tersebut berada di lereng Gunung Wilis, yakni Kecamatan Saradan, Gemarang, Kare, Dagangan, dan sebagian Dolopo, sedangkan rawan banjir ada di daerah aliran Sungai Bengawan Madiun, yakni Kecamatan Wungu, Madiun, Wonoasri, Balerejo, Saradan, Pilangkenceng, dan Mejayan.
Zahrowi menambahkan sesuai pemetaan, pada Februari hingga awal Maret merupakan puncak musim hujan disertai angin kencang.
Curah hujan, kata dia, diprediksi akan tinggi sedangkan cuaca cenderung ekstrem.
Tim BPBD terus melakukan koordinasi dengan para pemangku kepentingan, mulai dari tingkat desa melalui desa tangguh bencana, tim Tagana, dan lainnya hingga instansi terkait untuk penanganan dan pencegahan bencana.
BPBD juga meminta warga utamanya yang tinggal di daerah rawan bencana tersebut untuk selalu meningkatkan kewaspadaan saat hujan deras disertai angin kencang berlangsung.
Dengan peningkatan kewaspadaan dan mitigasi daerah bencana, diharapkan warga di daerah rawan dapat lebih siaga dalam menangani bencana di wilayahnya.
Dua belas kecamatan di Kabupaten Madiun rawan longsor dan banjir
Kamis, 18 Februari 2021 16:33 WIB