Madiun (Antaranews Jatiim) - BPBD Kabupaten Madiun, Jawa Timur memasang tanda peringatan di sejumlah titik rawan bencana tanah longsor yang ada di wilayahnya guna memilisir terjadinya korban.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun Edy Harianto di Madiun, Senin mengatakan tanda peringatan tersebut berupa spanduk yang dipasang di beberapa titik desa di lereng Gunung Wilis.
"Spanduk peringatan di antaranya dipasang di Desa Tileng dan Mendak Kecamatan Dagangan, serta Desa Bodag Kecamatan Kare," ujar Edy kepada wartawan.
Menurut dia, pemasangan tanda peringatan tersebut bertujuan untuk mengedukaasi dan mengingatkan warga desa sekitar agar lebih berhati-hati saat beraktivitas di sekitar lokasi yang sewaktu-waktu dapat terjadi longsor akibat tingginya curah hujan selama bulan Januari dan Februari 2018.
"Dengan demikian warga lebih waspada dan harapannya jumlah korban dapat dicegah jika bencana tanah longsor terjadi," kata dia.
Pihaknya menjelaskan, selain tanda spanduk peringatan, telah terdapat alat peringatan dini bencana longsor. Alat tersebut telah dipasang di Dusun Tegir, Desa Padas, Kecamatan Dagangan yang dinilai sebagai desa yang paling rawan terjadi tanah longsor
BPBD Kabupaten Madiun mencatat, selama tahun 2017 telah terjadi lebih dari 25 bencana tanah longsor di wilayahnya
"Dari jumlah 25 kasus tanah longsor tersebut, terbanyak terjadi di wilayah lereng Gunung Wilis yakni di Kecamatan Kare dan Dagangan," ungkapnya.
Pihaknya merinci, 25 kejadian tanah longsor tersebut di Kecamaatan Kare sebanyak sembilan kejadian, Dagangan tujuh kejadian, Dolopo dua kejadian, Gemarang tiga kejadian, serta Saradan, Mejayan, Wonoasri, dan Madiun masing-masing satu kejadian.
Jumlah kejadian longsor tersebut meningkat dari tahun 2016 yang tercatat sebanyak 21 bencana longsor. Dari 21 kasus longsor selama tahun 2016, terbanyak terjadi di Kecamatan Dagangan yang mencapai 10 kali kejadian.
Adapun, bencana longsor terakhir terjadi di Desa Durenan, Kecamatan Gemarang dan Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun pada Desember 2017. Beruntung tidak ada korban jiwa, namun bencana menimbulkan kerugin material akibat rusaknya bangunan rumah. "Warga yang tinggal di lokasi rawan longsor diminta selalu waspada jika curah hujan sedang tinggi karena tebing yang ada rawan longsor," kata dia.
BPBD setempat juga menyiagakan tim reaksi cepat (TRC) yang siaga selama 24 jam guna mengantisipasi dan memantau kemungkinan terjadinya bencana. Selain longsor, warga Kabupaten Madiun di pinggiran aliran Sungai Bengawan Madiun juga diminta mewaspadai bencana banjir selama musim hujan berlangsung. (*)