Madiun (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun mencatat terjadi bencana alam tanah longsor di 12 titik di Desa Segulung, Kecamatan Dagangan, pada Minggu (22/1) akibat curah hujan tinggi di kawasan setempat.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Madiun Heri Suyoko di Madiun, Senin, mengatakan, 12 titik longsor tersebut kebanyakan menimbun jalan antardesa dan satu di antaranya mengancam rumah milik Jaitun warga setempat.
"Hasil pendataan dengan pihak desa, selain menimbun jalan antardesa dan mengancam rumah warga, tanah longsor yang terjadi di Segulung juga membuat talud penahan jalan desa ambrol," ujar Heri Suyoko kepada wartawan.
Pihaknya dibantu warga, anggota polsek dan koramil setempat bekerja bakti membersihkan material tanah yang menutupi jalan desa dan mengancam rumah warga.
"Kami juga menyiapkan terpal serta membuat talang air guna mengantisipasi jika sewaktu-waktu tanah longsor susulan terjadi dan mengenai rumah warga," kata dia.
Ia menjelaskan, Desa Segulung merupakan satu dari 25 desa di Kabupaten Madiun yang rawan terjadi bencana alam tanah longsor selama curah hujan sedang tinggi.
Untuk itu, warga yang tinggal di wilayah tersebut diminta selalu waspada jika hujan deras mengguyur dan sesudahnya. Karena tanah labil setelah hujan turun juga rawan longsor.
Selain rawan tanah longsor, Desa Segulung juga rawan terjadi banjir bandang. Sungai-sungai yang ada di desa setempat rawan terjadi banjir bandang akibat berkurangnya tegakan di lereng Gunung Wilis.
Kepala Desa Segulung Kustoyo terus melakukan sosialisasi ke warganya untuk waspada selama musim hujan berlangsung. Terlebih kepada warga yang memiliki rumah di atas tebing atau di bawah tebing.
"Untuk antisipasi dan penanganan bencana, kami terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Madiun," kata dia.
Data BPBD setempat mencatat, sebelumnya bencana tangah longsor melanda Desa Durenan, Kecamatan Gemarang. Terdapat sekitar 10 titik yang long tanah sor dan di antaranya mengenai rumah warga. (*)