Magetan (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan, Jawa Timur
memetakan Kecamatan Poncol di selatan lereng Gunung Lawu sebagai zona
merah yang paling rawan terjadi bencana alam tanah longsor selama musim
hujan berlangsung.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan Fery Yoga Saputra di Magetan, Kamis mengatakan, sesuai survei, semua kecamatan di lereng Gunung Lawu rawan terjadi longsor. Yakni Kecamatan Poncol, Plaosan, Sidorejo, dan Parang.
"Dari empat kecamatan tersebut, Kecamatan Poncol yang merupakan zona paling rawan longsor. Hampir semua desa di Kecamatan Poncol yang menjadi permukiman warga merupakan lahan rawan longsor," ujar Fery kepada wartawan.
Menurut dia, semua perkampungan warga di derah tersebut berada di atas atau di bawah tebing dengan kontur tanah yang labil dan rawan ambles.
Data BPBD setempat mencatat, terdapat sebanyak 8.016 warga yang rawan terdampak bencana longsor. Mereka tersebar di delapan desa yang ada di Kecamatan Poncol.
Adapun, desa yang selama ini sering terjadi bencana tanah longsor di antaranya, Desa Gonggang, Alastuwo, dan Genilangit.
Untuk itu, pihaknya bersama tim reaksi cepat (TRC) yang ada di tiap desa rawan bencana terus melakukan sosialisasi tentang penanganan bencana alam kepada warga. Sebab, masih banyak warga yang beranggapan jika longsor tak lagi mengancam setelah hujan reda.
Padahal, itu justru menjadi fase paling berbahaya dan patut diwaspadai. Karena tebing yang terkena hujan deras secara terus-menerus rawan terjadi penggerusan.
"Akibatnya, tanah yang menopang bangunan rumah mereka rawan longsor hingga membuat bangunan mereka ambles atau malah tertimbun longsor," tuturnya.
BPBD Magetan terus mengimbau warga untuk selalu waspada jika hujan deras mengguyur kawasan setempat selama berjam-jam atau semalaman penuh. Apalagi, hingga kini belum ada warga yang mengungsi ke tempat aman meski rumahnya rawan terdampak longsor.
Sesuai data, bencana tanah longsor terakhir terjadi di Desa Gonggang pada Rabu (18/1). Longsor merusak bangunan rumah milik Kaderi warga desa setempat. Longsor juga mengancam rumah milik Pandi.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut karena korban dan keluarganya berhasil menyelamatkan diri keluar rumah saat longsor terjadi.(*)
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan Fery Yoga Saputra di Magetan, Kamis mengatakan, sesuai survei, semua kecamatan di lereng Gunung Lawu rawan terjadi longsor. Yakni Kecamatan Poncol, Plaosan, Sidorejo, dan Parang.
"Dari empat kecamatan tersebut, Kecamatan Poncol yang merupakan zona paling rawan longsor. Hampir semua desa di Kecamatan Poncol yang menjadi permukiman warga merupakan lahan rawan longsor," ujar Fery kepada wartawan.
Menurut dia, semua perkampungan warga di derah tersebut berada di atas atau di bawah tebing dengan kontur tanah yang labil dan rawan ambles.
Data BPBD setempat mencatat, terdapat sebanyak 8.016 warga yang rawan terdampak bencana longsor. Mereka tersebar di delapan desa yang ada di Kecamatan Poncol.
Adapun, desa yang selama ini sering terjadi bencana tanah longsor di antaranya, Desa Gonggang, Alastuwo, dan Genilangit.
Untuk itu, pihaknya bersama tim reaksi cepat (TRC) yang ada di tiap desa rawan bencana terus melakukan sosialisasi tentang penanganan bencana alam kepada warga. Sebab, masih banyak warga yang beranggapan jika longsor tak lagi mengancam setelah hujan reda.
Padahal, itu justru menjadi fase paling berbahaya dan patut diwaspadai. Karena tebing yang terkena hujan deras secara terus-menerus rawan terjadi penggerusan.
"Akibatnya, tanah yang menopang bangunan rumah mereka rawan longsor hingga membuat bangunan mereka ambles atau malah tertimbun longsor," tuturnya.
BPBD Magetan terus mengimbau warga untuk selalu waspada jika hujan deras mengguyur kawasan setempat selama berjam-jam atau semalaman penuh. Apalagi, hingga kini belum ada warga yang mengungsi ke tempat aman meski rumahnya rawan terdampak longsor.
Sesuai data, bencana tanah longsor terakhir terjadi di Desa Gonggang pada Rabu (18/1). Longsor merusak bangunan rumah milik Kaderi warga desa setempat. Longsor juga mengancam rumah milik Pandi.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut karena korban dan keluarganya berhasil menyelamatkan diri keluar rumah saat longsor terjadi.(*)