Madiun (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menemukan sebanyak 66 kasus baru penderita HIV/AIDS di wilayah setempat selama tahun 2016.
Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Upaya Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, Agung Tri Widodo, kepada wartawan di Madiun, Sabtu, mengatakan, jumlah tersebut bertambah lagi dari temuan yang disebutkan dinkes setempat saat peringatan Hari AIDS Sedunia pada 1 Desember 2016 yang menemukan sebanyak 60 kasus HIV/AIDS baru di Kabupaten Madiun selama Januari hingga awal Desember 2016.
"Jumlah temuan kasus HIV/AIDS di Madiun tergolong tinggi. Awal tahun 2017 saja, kami sudah mendapat laporan dari puskesmas tentang adanya orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang terdeteksi baru," ujar Agung Tri Widodo.
Menurut dia, dari puluhan temuan kasus baru tersebut, ada yang masih merupakan kasus HIV, namun ada juga yang telah positif AIDS. Dari 66 kasus temuan baru HIV/AIDS, sebanyak enam penderita diantaranya telah meninggal dunia.
Data Dinkes Kabupaten Madiun mencatat, secara total jumlah penderita HIV/AIDS di wilayah setempat sejak ditemukan pertama kali tahun 2002 hingga akhir Desember 2016 telah mencapai 481 orang. Dari 481 kasus tersebut, sebanyak 169 ODHA diantaranya telah meninggal dunia.
Pihaknya akan terus intensif melakukan pemeriksaan "screening" deteksi dini guna mencari kasus baru HIV/AIDS di wilayah kerjanya agar dapat segera diobati. Pemeriksaan cepat tersebut baik dilakukan oleh Dinas Kesehatan sendiri maupun bekerja sama dengan PMI dan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) setempat.
Bahkan saat ini, pihaknya telah melaksanakan program pemeriksaan "screening" deteksi dini HIV/AIDS bagi ibu hamil dan penderita TBC di sejumlah puskesmas yang telah ditunjuk.
Hal itu penting dilakukan karena hasil pemeriksaan diketahui penularan HIV/AIDS paling banyak di Madiun terjadi pada kaum ibu rumah tangga yang mencapai 21 persen. Para ibu rumah tangga tersebut terkena HIV/AIDS dari suaminya yang kemungkinan besar tertular saat berkencan di luar rumah.
Agung menambahkan, deteksi dini HIV/AIDS penting dilakukan agar pengobatan seumur hidup oleh si penderita dapat lebih maksimal. Selain itu, untuk mengedukasi si penderita agar menerapkan perilaku hidup sehat sehingga tidak menyebarkan HIV/AIDS yang telah diidapnya ke orang lain.
"Dengan demikian, diharapkan kasus sebaran dan temuan baru HIV/AIDS di Kabupaten Madiun dapat menurun. Sehingga, pemerintah dapat fokus pada pengobatan ODHA yang telah terdeteksi selama ini," kata dia.
Upaya lain yang dilakukan guna menanggulangi HIV/AIDS di Kabupaten Madiun, dinkes setempat terus bekerja sama dengan KPA dan komunitas anti-HIV/AIDS rutin melakukan sosialisasi dan pendampingan kepada masyarakat, terlebih para perisiko tinggi. (*)