Ngawi (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur mencatat telah menemukan sebanyak 75 kasus baru penderita HIV/AIDS di wilayah setempat selama Januari hingga September 2016.
Kasi Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Ngawi, Djaswadi, Selasa, di Ngawi mengatakan, jumlah temuan baru tersebut meningkat dibandingkan dengan temuan kasus baru selama tahun 2015.
"Tahun lalu sampai akhir 2015 temuan hanya 65 orang, sekarang sampai September saja sudah 75 orang terkena HIV/AIDS," ujar Djaswadi kepada wartawan.
Pihaknya memprediksi jumlah tersebut masih mungkin untuk bertambah mengingat penyebarannya saat ini sulit dideteksi. Terlebih, setelah program pemerintah yang menutup semua lokalisasi di wilayah Jawa Timur.
"Banyak "warung remang" bermunculan yang keberadaannya diduga kuat memiliki potensi dalam penyebaran infeksi menular seksual dan HIV/AIDS. Terlebih warung remang di tiga lokasi yakni Kecamatan Jogorogo, Karangjati, dan Mantingan," kata dia.
Pihaknya mencatat, temuan HIV/AIDS di Ngawi saat lokalisasi masih berdiri pada 2011 ada 31 penderita. Kemudian tahun 2012 sebanyak 27 orang penderita dan tahun 2013 sebanyak 32 orang penderita.
Setelah sejumlah lokalisasi ditutup pada tahun 2014, temuan baru kasus HIV/AIDS langsung melonjak sebanyak 71 orang dan tahun 2015 sebanyak 65 orang.
Sementara, sejak tahun 2001 hingga November 2016 secara total jumlah penderita HIV/AIDS di Ngawi telah mencapai 358 orang.
"Dari jumlah tersebut, mayoritas penderita merupakan ibu-ibu rumah tangga yang jumlahnya mencapai 44,7 persen dengan usia produktif mulai dari 21 hingga 35 tahun," ujarnya.
Guna menanggulangi HIV/AIDS di Kabupaten Ngawi, dinkes bekerja sama dengan KPA setempat rutin melakukan sosialisasi dan pendampingan kepada masyarakat, terlebih para perisiko tinggi.
Pihaknya juga rajin melakukan upaya "jemput bola" untuk melakukan "Voluntary Counseling Test" (VCT) secara langsung. VCT tersebut bertujuan untuk mendeteksi dini jika terkena HIV sehingga dapat segera diobati. (*)