Madiun (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menemukan empat kasus baru penderita HIV/AIDS di wilayah setempat selama September hingga awal Oktober 2016.
"Temuan baru itu diketahui dari proses pemeriksaan "screening" yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan sendiri maupun bekerja sama dengan PMI," ujar Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Upaya Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, Agung Tri Widodo, kepada wartawan di Madiun, Jumat.
Menurut dia, secara keseluruhan, Dinkes Kabupaten Madiun telah menemukan 44 kasus HIV/AIDS baru selama Januari hingga awal Oktober tahun ini.
Dari 44 temuan baru sejak Januari hingga awal Oktober 2016 tersebut, 30 kasus di antaranya adalah HIV dan 14 lainnya telah positif AIDS.
Pihaknya merasa prihatin dengan tingginya kasus penyakit HIV/AIDS di wilayah kerjanya. Data Dinkes Kabupaten Madiun mencatat, secara total jumlah penderita HIV/AIDS di wilayah setempat sejak ditemukan pertama kali tahun 2002 hingga awal Oktober 2016 telah mencapai 459 orang, dengan 155 ODHA di antaranya telah meninggal dunia.
"Dari bulan ke bulan kasus temuan HIV/AIDS di Kabupaten Madiun cukup mengejutkan. Baik temuan melalui kesadaran pemeriksaan kesehatan yang dilakukan bersangkutan maupun yang tidak disengaja melalui donor darah," kata dia.
Tinggiya temuan tersebut juga didukung adanya puskesmas yang melayani pemeriksaan HIV/AIDS melalui cek darah. Di Kabupaten Madiun saat ini sudah ada sebanyak 19 puskesmas yang melayani hal tersebut. Pihaknya mengimbau warga yang tergolong perisiko tinggi tertular HIV/AIDS untuk mmeriksakan diri ke puskesmas tersebut.
Ia menambahkan, semakin dini diketahui, maka akan semakin meningkatkan harapan hidup bagi penderita. Jika ditemukan ada penderita baru yang tertular HIV/AIDS, maka pihaknya akan langsung merujuk yang bersangkutan ke RSUD dr Soedono Madiun sebagai rumah sakit rujukan.
Lebih lanjut Tri Widodo menjelaskan, dari sejumlah kasus yang ada, penularannya didominasi akibat hubungan seksual. Baik dengan pasangan yang sah maupun tidak.
"Penularan paling banyak terjadi pada kaum ibu rumah tangga yang mencapai 19 persen. Para ibu rumah tangga tersebut terkena HIV/AIDS dari suaminya yang kemungkinan besar tertular saat berkencan di luar rumah," kata dia.
Sedangkan sisanya, penularan disebabkan karena berbagai faktor. Di antaranya, karena penggunaan jarum suntik narkoba secara bersamman, kaum gay, waria, kelahiran, dan wanita pekerja seks tidak langsung.
Guna menanggulangi HIV/AIDS di Kabupaten Madiun, dinkes bekerja sama dengan KPA setempat rutin melakukan sosialisasi dan pendampingan kepada masyarakat, terlebih para perisiko tinggi. Dengan mengerti bahayanya, diharapkan penularan HIV/AIDS dapat ditekan. (*)