Kediri (Antara Jatim) - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mendorong anak-anak yang tergabung dalam klub sepak bola di Kota Kediri, Jawa Timur, bisa menjadi pemain Persik.
"Ini merupakan ajang untuk meningkatkan daya saing anak-anak di bidang sepka bola. Harapannya, bibit-bibit ini bisa menggantikan para pemain Persik atau nanti di porprov, apapun itu," katanya ditemui setelah pertandingan Sepak Bola U-12 Piala Wali Kota Kediri 2016, di Lapangan Mojoroto, Kota Kediri, Sabtu.
Ia mengatakan, pemerintah kota sengaja mengadakan kompetisi sepak bola U-12 di wilayah Kota Kediri. Kegiatan tersebut juga sebagai ajang berlatih, bersaing sehingga mereka mempunyai mental cara bermain yang baik.
Ia juga menambahkan, kompetisi sepak bola tersebut bukan hanya persoalan menang atau kalah serta memenangkan juara. Pemerintah kota memberikan media untuk berlatih sepak bola, sehingga mereka bisa semakin semangat demi mencapai prestasi yang terbaik.
Terlebih lagi, di Kediri terdapat klub sepak bola nasional, Persik Kediri. Beragam prestasi telah diraih, sehingga dengan regenerasi prestasi Persik tetap bisa dipertahankan.
Wali Kota optimistis, jika sejak dini bibit-bibit sepak bola bisa diberi latihan dengan baik, ke depan sepak bola di Indonesia bisa lebih berkembang. Bahkan, ke depan diharapkan tidak usah lagi memanfaatkan pemain asing untuk berkompetisi.
Ia berharap, para guru olahraga, pelatih, bisa duduk bersama, sehingga ke depan mereka bisa melatih anaka-anak tersebut dengan baik. Mereka bisa lebih meningkatkan lagi prestasinya, sehingga bisa menjadi pemain yang profesional.
Dalam lomba tersebut, memperebutkan juara 1, 2, 3 serta 4. Selain itu, juga memilih pencetak bola terbanyak dan pemain terbaik. Para pemain bertanding dengan maksimal di kompetisi terakhir.
Namun, saat pertandingan memperebutkan juara satu dan dua, yaitu antara Tim Kalijaga dari Kecamatan Kota melawan Tim Gatot Kaca dari Kecamatan Mojoroto, sempat terjadi masalah.
Bahkan, wali murid sempat masuk ke lapangan, setelah Tim Kalijaga berhasil memasukkan gol ke gawang Tim Gatot Kaca. Wali Murid dan guru memprotes sikap wasit yang dinilai tidak adil, bahkan mereka menuding usia para pemain sudah melebihi dari ketentuan, karena secara fisik para pemain itu sangat tinggi-tinggi.
Pertandingan sempat terhenti, bahkan guru sempat meminta pemain meninggalkan lapangan. Kendati pertandingan berhenti, dewan juri tetap memutuskan bahwa pemenangnya adalah Tim Kalijaga dari Kecamatan Kota menjadi juara satu. (*)