Surabaya (ANTARA) - Mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) mendorong upaya-upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia melalui kampanye memperingati 16 Hari Antikekerasan terhadap Perempuan yang tiap tahun diselenggarakan pada 25 November hingga 10 Desember.
Dosen Fakultas Psikologi Ubaya sekaligus penanggung jawab kegiatan ini, Dr. N.K. Endah Triwijati, Psikolog, menyebut kampanye bertujuan untuk menyuarakan anti kekerasan pada masyarakat umum, baik kekerasan terhadap perempuan, anak, lansia, difabel, dan kelompok marginal.
"Kami juga mengajak alumni Ubaya, Satgas Pencegahan dan Penanganan Perundungan Kekerasan Seksual (PPPKS) Ubaya yang dikenal sebagai We Care, serta Kelompok Studi Gender dan Kesehatan Ubaya," kata Tiwi, sapaan akrabnya, dalam keterangan diterima di Surabaya, Selasa.
Selain itu, ada pula Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan perwakilan mahasiswa dan dosen dari kampus lain antara lain Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag), Universitas Negeri Surabaya, dan UPN Veteran Jawa Timur.
Lebih lanjut, aksi ini juga menuntut pemerintah untuk ambil bagian dalam mencegah dan menangani kekerasan berbasis gender (KBG).
Selain itu, meminta pemerintah untuk meningkatkan kualitas layanan bagi korban KBG mengawasi dan mengevaluasi kinerja penyedia layanan pemerintah, serta memastikan korban mendapatkan haknya untuk pulih.
"Masyarakat Surabaya sudah bergerak, ditunggu #gerakbersama dari pemerintah, legislatif, dan aparat penegak hukum Kota Surabaya!" kata Tiwi.
Sementara itu, Dosen Fakultas Hukum Untag Wiwik Afifah menyebut melalui acara ini, anak muda dilibatkan dalam membangun kesadaran untuk tidak melakukan kekerasan serta meningkatkan kepedulian dan mengajak korban untuk berani speak up.
"Publik perlu tahu bahwa kekerasan tidak boleh ditoleransi," ujarnya.