Surabaya (Antara Jatim) - Program Gerakan Ibu Hamil dan Anak Sehat (GELIAT) Universitas Airlangga Surabaya, Rabu kedatangan Chief Communication, Resource Mobilization and Partnerships United Nations for Children Fund (UNICEF) Indonesia Michael Klaus, dan perwakilan badan PBB untuk urusan anak-anak itu di Surabaya.
Kedatangan perwakilan UNICEF disambut baik oleh Ketua Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) Unair Prof. Jusuf Irianto, didampingi ketua sekaligus pendiri GELIAT Unair Dr. Nyoman Anita Damayanti, drg., dan perwakilan fakultas.
Jusuf Irianto mengatakan, delegasi UNICEF itu tertarik untuk mengetahui kerja sama yang telah dilakukan dengan Unair, seperti GELIAT.
"Sejak pertengahan tahun 2015, Universitas Airlangga memiliki program pengabdian masyarakat di bidang kesehatan yang melibatkan sivitas akademika, baik mahasiswa, karyawan, alumni, dan dosen, untuk mendampingi ibu hamil di enam puskesmas di Surabaya. Program itu pun masih berlanjut hingga sekarang," katanya.
Sementara itu, Klaus mengatakan, kegiatan GELIAT cukup menarik baginya karena keterlibatan mahasiswa untuk mengentaskan permasalahan kesehatan anak yang begitu kompleks, khususnya di Surabaya.
“Kedatangan kami di sini adalah untuk bertemu dengan mitra universitas yang telah memiliki kerja sama, khususnya di bidang kesehatan ibu dan anak," katanya.
Dirinya mengatakan akan berdiskusi tentang detail kerja sama, dan apa saja potensi yang bisa dikembangkan. Dia juga ingin mengetahui bagaimana keterlibatan mahasiswa dalam mendukung program GELIAT, sebab permasalahan ibu hamil masih begitu kompleks, seperti komplikasi penyakit, hingga kematian.
Keterlibatan mahasiswa yang dimaksud adalah mahasiswa aktif dari jenjang sarjana hingga doktoral untuk melakukan pendampingan kepada ibu hamil sampai masa nifas berakhir. "Pendampingan itu dilakukan dalam bentuk komunikasi melalui telepon, pesan pendek, dan berkunjung langsung ke rumah ibu hamil bersama kader," katamya.
Klaus menambahkan, bahwa program GELIAT begitu menjanjikan di masa depan. Hal ini dikarenakan program ini membantu mengurangi kematian ibu dan anak. Ke depan, ia berharap, Unair bisa melibatkan lebih banyak mahasiswa, dan ibu hamil dalam program GELIAT.
Ia juga memberi masukan agar Unair memanfaatkan teknologi digital dalam membantu pendampingan mahasiswa terhadap ibu hamil.
Klaus mencontohkan program imunisasi di Jakarta. Ibu hamil dan anak usia wajib imunisasi, di Jakarta diberi pengingat melalui kiriman pesan singkat ke nomor telepon seluler yang bisa dihubungi. Para ibu diingatkan untuk membawa anak ke fasilitas kesehatan sehingga anak bisa mendapatkan imunisasi sesuai jadwal.
“Saya berharap agar Unair bisa melibatkan lebih banyak mahasiswa dalam program ini, dan memanfaatkan teknologi digital agar seluruh informasi bisa disampaikan secara tepat kepada ibu hamil,” pesan Klaus.
Klaus yang merupakan kepala bagian komunikasi dan kemitraan UNICEF Indonesia itu juga mengatakan, ke depan pihaknya akan kembali berkunjung ke Unair untuk berdiskusi dan memperluas bidang kerja sama.
Sementara itu, pendiri GELIAT Nyoman mengatakan, bahwa sampai saat ini program GELIAT masih terus berkembang. Kegiatan GELIAT bahkan diikutsertakan dalam program Kuliah Kerja Nyata – Belajar Bersama Masyarakat (KKN-BM) Tematik di Surabaya.
Secara reguler, komunikasi mahasiswa pendamping GELIAT dengan para bidan dan kader puskesmas diwadahi dalam forum sebuah aplikasi pesan instan agar pertukaran informasi menjadi lebih mudah. Untuk memudahkan pemantauan kegiatan pendampingan ibu hamil, mahasiswa pendamping dibekali dengan logbook yang rutin dikumpulkan kepada tim GELIAT. Sedangkan, dalam pertemuan rutin ibu hamil, mahasiswa dibekali dengan buku kesehatan ibu dan anak. (*)
UNICEF: Program GELIAT Unair Menjanjikan Masa Depan
Rabu, 21 September 2016 18:48 WIB
Saya berharap agar Unair bisa melibatkan lebih banyak mahasiswa dalam program ini, dan memanfaatkan teknologi digital agar seluruh informasi bisa disampaikan secara tepat kepada ibu hamil