Surabaya (Antaranews Jatim) - Rombongan delegasi dari salah satu organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa, United Nations Children`s Fund (Unicef) telah menyelesaikan pertemuan internasional membahas kota layak anak masa depan yang digelar di Kota Surabaya selama 6-8 Mei 2018. Meski demikian, di sela-sela kesibukan para delegasi Unicef di Surabaya, mereka juga mendapat fasilitas dari Pemerintah Kota Surabaya untuk melihat keindahan Kota Pahlawan.
Kali ini, delegasi Unicef menyusuri sungai kalimas menggunakan perahu mulai dari Monumen Kapal Selam (Monkasel) dan berlabuh di dermaga Siola, pada Senin (7/5) malam.
Tiba di Monkasel pukul 19.15 WIB, rombongan disambut musik patrol, kemudian berjalan menuju dermaga Monkasel. Para delegasi kemudian menggunakan rompi orange bersiap melakukan perjalanan.
Mereka tampak antusias dan ceria saat menaiki perahu. "Ini akan menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan bagiku," kata Rana Flowers perwakilan Unicef asal Tiongkok.
Selama perjalanan, para delegasi benar-benar menikmati keindahan sungai dibalut lampu hias dengan aneka macam rupa dan warna, seperti yang diungkapkan Wali Kota Zamboanga (Filipina), Maria Climaco Isabella.
Ia mengaku senang dan sangat terhibur dengan wisata air yang ada di Surabaya. "Sangat cantik dan indah apalagi melihat lampu-lampunya," kata Maria.
Bahkan, para delegasi tidak canggung menyapa warga Surabaya yang berdiri di pinggir sungai sembari melambai-lambaikan tangan. Maria mengaku senang dan menikmati perjalanan singkat ini di Surabaya.
Seperempat jam menyusuri sungai kalimas, delegasi Unicef akhirnya tiba di dermaga Siola. Di sana, rombongan disuguhi makanan dan minuman milik produk UKM binaan Pemkot Surabaya. Terlihat bagaimana mereka sangat menikmati hidangan minuman dan makanan tersebut.
"Saya suka dengan traditional food," kata Debora Comini selaku perwakilan Unicef asal Kamboja.
Sembari menikmati minuman pelaku UKM dan jajanan khas Surabaya, beberapa delegasi turut memeriahkan sekumpulan anak-anak SD yang sedang bernyanyi dan bergoyang menggunakan kostum daur ulang sampah.
Mao Pan selaku petugas kemitraan Unicef tidak malu untuk bergoyang bersama anak-anak tersebut. "Mereka sangat lucu dan kreatif," kata Mao.
Apalagi, para delegasi Unicef yang juga berinteraksi langsung bersama warga Surabaya melihat berbagai macam hiburan yang telah disediakan oleh Pemkot Surabaya.
Kampung Lawas Maspati
Setelah rombongan delegasi Unicef disuguhi dengan keindahan malam Kota Surabaya, mereka diajak menyusuri keindahan malam sungai kalimas. Para tamu Unicef dan pemimpin daerah se-asia pasifik tersebut, berkesempatan diajak menikmati wisata Kampung Lawas Maspati Surabaya, Selasa (8/5).
Sekitar pukul 14.00 WIB, rombongan tiba di Kampung Lawas Maspati. Saat akan memasuki kampung Lawas Maspati, rombongan langsung disambut oleh beberapa orang dengan pakaian adat, lalu satu persatu mereka kemudian dikalungkan sarung.
Menariknya, mereka kemudian dipandu oleh beberapa gaet anak-anak yang berasal dari kampung tersebut. Alunan musik patrol yang semarak dan rancak membuat kunjungan mereka kian terasa menyenangkan. Apalagi di hampir tiap rumah ditanami oleh berbagai macam tanaman hias serta pepohonan menjadikan kampung ini terasa sejuk.
Selama dalam perjalanan, mereka disuguhkan dengan pemandangan eksotis bangunan Kota Surabaya pada tempo dulu. Selain melihat bangunan bersejarah, mereka juga melihat kegiatan warga dan anak-anak, seperti proses daur ulang sampah, posyandu balita dan sekolah ongko loro (angka dua), sekolah desa di masa pendudukan Belanda.
Direktur Regional UNICEF se-Asia Pasifik Karin Hulshof mengatakan dirinya sangat terpukau dengan adanya kampung tempo dulu yang masih bertahan. Apalagi ditengah Kota Metropolitan seperti Surabaya ini, dengan kondisi bangunan yang masih terawat dan berbagai permainan tradisional anak yang masih terjaga.
"Menurut saya ini sangat menarik sekali, ada sekolah tempo dulu, juga beberapa bangunan zaman dahulu yang masih terawat sampai sekarang. Saya sangat senang berada disini, benar-benar sangat mengesankan untuk dilihat," katanya.
Kehadiran delegasi Unicef di Kampung Lawas Maspati mendapat respons tersendiri dari Ketua RW 08 Kampung Maspati Sabar Swastono. Ia bersama warga masyarakat pun cukup antusias menyambut kedatangan tamu istimewa ini. Tidak lupa produk-produk unggulan UKM di kampung ini juga ditampilkan kepada para tamu, seperti produk olahan sirup markisa dan minuman cincau.
"Yang jelas dengan kedatangan tamu ini, pastinya kampung kami akan lebih dikenal. Selain itu, dengan datangnya tamu ini pastinya mereka akan bercerita kepada kawannya, atau mengajak teman maupun keluarga untuk kembali berkunjung kesini kembali," katanya.
Sekitar 1 jam lebih rombongan berkeliling di kampung yang dihuni 375 anggota Keluarga (KK) ini. Mereka pun terlihat begitu puas dan senang melihat bangunan-bangunan tua yang berdiri di tengah perkotaan. Diakhir kunjungannya, kemudian mereka menyempatkan untuk menikmati beberapa produk makanan dan minuman unggulan dari UKM Kampung Lawas Maspati ini.
Gedung Siola
Setelah mengunjungi Kampung Lawas Maospati, delegasi Unicef beranjak ke Gedung Siola. Di sana, mereka meninjau fasilitas yang ada di Siola seperti Puspaga, command center room 112 dan co-working space atau biasa disebut Koridor.
Tiba di Siola tepat pukul 16.00 WIB, rombongan diperlihatkan sekaligus dijelaskan manfaat dan fungsi pelayanan puspaga yang berada di gedung Siola lantai 2. Beberapa delegasi Unicef terlihat serius penjelasan dari petugas Puspaga salah satunya Debora Comini perwakilan asal Kamboja.
"Fasilitas ini tidak ada di kamboja dan ini harus diterapkan disana (Kamboja),? kata Debora.
10 menit mengitari pusat pelayanan anak, rombongan beranjak ke Command Center Room 112. Disana mereka melihat sistem kerja yang dikonsep Wali Kota Risma untuk memudahkan masyarakat melaporkan suatu kejadian sekaligus memantau arus lalu lintas di setiap titik menggunakan teknologi canggih.
Deputy Chief of HCMC Child Care and Protection Commmitee, Tran Ngoc Son memuji konsep CC Room 112 yang dirancang oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Bahkan, dirinya mengaku telah memikirkan hal semacam ini untuk negaranya.
"Sudah terkonsep, tapi belum terealisasikan dengan berbagai macam pertimbangan. Secepatnya kami akan belajar sekaligus berdiskusi dengan Surabaya untuk mewujudkan hal ini," ujarnya.
Hal senada disampaikan Head of Department of Women Empowerment and Child Protection Dumai, Riau, Dameria. Ia mengaku takjub dengan perubahan Kota Surabaya. Sebab, kata dia, meskipun Risma tidak ada di Surabaya, beliau dapat memantau kinerja karyawannya melalui gadgetnya. "Itu baru pemimpin yang bertanggung jawab," kata Dameria.
Puas melihat kondisi kerja di Command Center 112, rombongan mendatangi coworking space atau koridor yang terletak di lantai 3. Di dalam koridor, Delegasi tidak canggung menyapa pengunjung yang tengah sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Terlihat, mereka mengamati gambar-gambar pahlawan Surabaya dan Indonesia di masa kemerdekaan serta tulisan motivasi dari para pejuang dan sastrawan Indonesia. Debora Comini perwakilan UNICEF untuk Kamboja terlihat antusias menanyakan gambar serta melakukan foto dengan background kalimat atau gambar pahlawan Indonesia.
"Tempat yang sangat bagus untuk anak-anak muda menuangkan kreatifitasnya disini," kata perempuan asli Italia tersebut.
Hal serupa juga diungkapkan Mark perwakilan Unicef dari negara Perancis. Ia menyampaikan bahwa ini adalah wadah yang luar biasa karena anak-anak muda dapat meningkatkan skill sekaligus menerapkan di kampus maupun tempat pekerjaannya. (*)
Delegasi Unicef Terpukau Keindahan Kota Surabaya
Rabu, 9 Mei 2018 8:06 WIB
Sangat cantik dan indah apalagi melihat lampu-lampunya