Pamekasan (Antara Jatim) - Para mahasiswa ektra kampus yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Pamekasan, Jawa Timur, menuntut pemkab setempat memberantas buta aksara, mengingat jumlah warga yang belum bisa membaca dan menulis di wilayah itu masih tergolong tinggi.
"Pamekasan sebagai kota pendidikan harus bebas dari buta aksara. Oleh karena itu, melalui Hari Aksara Internasional kali ini, kami ingin menggugah kesadaran pemkab agar persoalan buta huruf diperhatikan lebih serius," kata Ketua Umum HMI Cabang Pamekasan Chairul Umam, Kamis.
Puluhan aktivis HMI perwakilan dari berbagai perguruan tinggi di Pamekasan menggelar aksi damai memperingati Hari Akasara Internasional yang jatuh pada 8 September ini.
Massa memulai aksinya dari monumen Arek Lancor dengan membawa berbagai poster dan spanduk yang berisi seruan kepada Pemkab Pamekasan agar lebih serius dalam menangani persoalan buta aksara.
Chairul Umam mengatakan, sebagai kabupaten yang telah mendeklarasikan diri sebagai kota pendidikan, tidak seharusnya masih ada warga yang belum bisa membaca dan menulis alias buta aksara.
"Makanya, melalui momentum Hari Aksara Internasional ini, kami menggugah komitmen Pemkab Pamekasan untuk lebih giat memerangi dan memberantas kasus buta aksara yang jumlahnya masih sangat banyak," kata Umam.
Para pengunjuk rasa dari berbagai komisariat di lingkungan HMI Cabang Pamekasan mulai menggelar orasi di area Monumen Arek Lancor menyampaikan tuntutan mereka secara terbuka.
Selain berorasi, sebagian diantara aktivis HMI ini juga membagi-bagikan brosur yang tuntutan organisasi itu, kepada para pengendara kendaraan bermotor yang melintas di sekitar jantung kota itu.
Wartawan Antara di Pamekasan melaporkan, tidak kurang dari 20 personel polisi gabungan dari Satuan Lalu Lintas, Sabhara dan Intelkam Polres Pamekasan diterjunkan di area Monumen Arek Lancor guna mengamankan aksi HMI.
Aksi aktivis organisasi yang didirikan Lafran Pane pada 5 Februari 1947 itu mulai pukul 09.30 WIB dan sekitar 15 menit kemudian, massa mulai bergerak menuju kantor DPRD di Jalan Kabupaten Pamekasan.
Menurut Ketua Umum HMI Cabang Pamekasan Chairul Umam, DPRD Pamekasan menjadi sasaran penyampaian aspirasi, agar nantinya disampaikan kepada institusi terkait di lingkungan Pemkab Pamekasan.
Sementara itu, jumlah warga Pamekasan yang terdata masih buta huruf kini mencapai 27.365 orang. Jumlah ini berkurang dibanding 2013, karena saat itu mencapai 33.326 orang. (*)