Pamekasan (ANTARA) - Buku tentang sejarah dan napak tilas organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) diluncurkan pada Milad Ke-74 HMI di Pamekasan, Jawa Timur, oleh Presidium Korp Alumni HMI (KAHMI) setempat, Minggu.
"Kami berharap, terbitnya buku ini juga menjadi motivasi bagi para kader dan alumni HMI lainnya untuk juga menulis dan menerbitkan buku-buku tentang ke-HMI-an, sehingga akan menambah pengayaan informasi di dunia akademik tentang organisasi ini," kata Koordinator Presidium KAHMI Pamekasan Afandi dalam acara peluncuran buku itu di kediaman Ketua DPRD Pamekasan Fathor Rohman itu.
Buku berjudul "Sejarah HMI Al-Khairat dan Napak Tilas Ketua Umum Lintas Periode 1994-2020" itu ditulis oleh wartawan Koran Harian Radar Madura Mohammad Ali Muhsin yang juga merupakan alumni HMI Komisariat Al-Khairat, sekaligus santri di Pondok Pesantren Al-Khairat, Bata-bata, Pamekasan.
Alumni organisasi ekstrakampus yang didirikan Lafran Pane pada 5 Februari 1947 ini mengaku, dirinya terdorong untuk membukukan sejaran perjuangan HMI di Pamekasan karena beberapa alasan.
Alasan itu, antara lain HMI dikenal memiliki tradisi intelektual yang bagus, kuat dalam bidang literasi dan referensi, serta memiliki pemikiran ke-Islam-an yang inklusif.
"Kedua, aktivitas ke-HMI-an dan sejarahnya perlu kami bukukan untuk mendorong kader-kader lain menulis buku. Buku itu kan kalau dalam pesantren sebagai qoyyidul ilmi atau pengikat ilmu," ujar Ali Muhsin.
Penerbitan buku ini, ujar dia, juga berawal dari pelantikan MR KAHMI Al-Khairat pada 2016, dimana pengurus HMI Al-Khairat melakukan wawancara dalam bentuk video yang kemudian dijadikan film dokumenter.
"Kemudian, video itu dijadikan sumber informasi, sumber data, dan ditulis menjadi buku yang saat ini diluncurkan," ucapnya.
Koordinator Presidum MD KAHMI Pamekasan Afandi sangat mengapresiasi atas diterbitkannya buku "Sejarah HMI Al-Khairat dan Napak Tilas Ketua Umum Lintas Periode" tersebut.
Menurutnya, buku ini dapat menjadi tambahan referensi dalam meningkatkan semangat literasi di internal HMI maupun KAHMI.
Dengan demikian, lanjut Afandi yang juga Kepala Kemenag Pamekasan tersebut, keutuhan sejarah perjuangan HMI terselamatkan dan menjadi motivasi bagi generasi berikutnya.
"MD KAHMI salut atas inisiasi penerbitan buku ini yang digalakkan oleh MR KAHMI Al-Khairat. Semoga terus menjadi inspirasi," katanya, menjelaskan.
Hadir juga dalam acara peluncuran buku itu, Ketua Komisi Informasi Jawa Timur Imadoedin yang juga anggota Presidium KAHMI Pamekasan, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Abdullah Saidi dan perwakilan pengurus HMI Komisariat Al-Khairat.
Sementara itu, organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan organisasi mahasiswa yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 Hijriah bertepatan dengan tanggal 5 Februari 1947, atas prakarsa Lafran Pane beserta 14 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Islam (sekarang Universitas Islam Indonesia).
Organisasi ini bertujuan, antara lain mempertahankan Negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat Rakyat Indonesia, menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam.
Hingga 2021 ini, HMI memiliki 20 badko (badan koordinasi) di tingkat provinsi dengan 202 cabang (kabupaten/kota) di seluruh Indonesia, serta HMI Cabang Istimewa di Malaysia. Organisasi mahasiswa Islam tertua dan terbesar di Nusantara ini merupakan organisasi independen yang tidak berafiliasi dengan organisasi keagamaan manapun. Anggotanya berasal dari berbagai ormas, seperti NU, Muhammadiyah, Persis, Al-Irsyad dan merupakan miniatur Islam di Indonesia, karena anggota organisasi dari bermacan-macam ormas keagamaan.