Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono memaparkan sejumlah langkah untuk mewujudkan swasembada pangan dan menghentikan (stop) impor beras, jagung, dan garam konsumsi.
"Dengan kepemimpinan Presiden Prabowo, kami optimistis bisa mewujudkan swasembada pangan dengan cara meningkatkan produksi, mengoptimalkan lahan pertanian, dan meningkatkan kesejahteraan petani," kata Sudaryono dalam sambutannya usai panen raya di Desa Sukamakmur, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat.
Menurutnya, peningkatan produksi juga harus didukung dengan menanam lebih banyak dan perlu bibit bagus, kemudian saluran irigasi perlu diperbaiki, sehingga optimalisasi lahan pertanian juga harus dilakukan.
"Ada sekitar 6.000 hektare sawah tadah hujan di Jember, sehingga bisa dioptimalkan untuk panen lebih dari satu kali untuk meningkatkan produktivitas panen," tuturnya.
Dengan peningkatan produktivitas pertanian, lanjut dia, dipastikan penghasilan petani juga akan ikut meningkat, sehingga petani dapat hidup sejahtera karena kesejahteraan petani menjadi prioritas di era pemerintahan Presiden Prabowo.
Sudaryono mengatakan ada dua cara untuk meningkatkan hasil panen petani, yakni pertama, memastikan ketersediaan bibit unggul, irigasi yang baik dan pupuk yang memadai bagi para petani, sehingga pemenuhan kebutuhan tersebut akan memudahkan para petani dalam meningkatkan produksinya.
"Semuanya itu yang akan dipenuhi oleh pemerintah, supaya petani kerjanya enak," katanya saat diwawancarai sejumlah wartawan di Jember.
Kemudian cara kedua yakni menaikkan produksi panen dalam setahun, sehingga ada peningkatan intensitas tanam di lahan yang sama dan bisa panen lebih dari satu kali, atau bahkan bisa panen tiga kali dalam setahun.
"Syukur-syukur bisa tiga kali panen dalam setahun, sehingga tidak perlu mencangkul di tempat yang baru dan tidak perlu membuka lahan sekalipun. Dengan begitu produktivitas pangan bisa dipenuhi," ujarnya.
Wamen Sudaryono menilai Jember memiliki potensi besar dalam mewujudkan swasembada pangan karena memiliki Bupati Jember M Fawait yang muda dan visioner, sehingga memudahkan koordinasi dengan Kementerian Pertanian.
"Provinsi Jawa Timur saat ini merupakan salah satu lumbung pangan utama Indonesia, khususnya dalam komoditas beras, jagung, tembakau, dan gula," katanya.
Ia optimistis bisa memaksimalkan potensi Jember untuk meningkatkan produktivitas pertanian, sehingga dapat terwujud swasembada pangan dan Indonesia tidak boleh tergantung impor.
"Kalau tidak impor pangan maka rakyat bisa menanam, kemudian panen dan bisa hidup sejahtera. Intinya swasembada harus diwujudkan," katanya.
Sementara Bupati Jember M Fawait mengatakan Pemkab Jember akan memperjuangkan kebutuhan petani,agar kabupaten setempat menjadi lumbung pangan di Jawa Timur.
"Serapan padi di Jember oleh Bulog tertinggi di Jatim, sehingga kami berharap pemerintah pusat membantu perbaikan infrastruktur pertanian, alat dan mesin pertanian (alsintan), sehingga produksi panen petani bisa lebih optimal.
Dalam kesempatan tersebut, Wamentan menyerahkan bantuan kepada kelompok tani di Jember berupa 30 unit traktor roda dua, empat unit traktor roda empat, 10 unit transpanter, 20 unit power threaser, 4 unit combine harvester, dan 30 unit pompa air.
Wamentan paparkan langkah wujudkan swasembada pangan dan stop impor
Jumat, 11 Juli 2025 14:43 WIB

Wamentan Sudaryono bersama Bupati Jember M. Fawait dan anggota DPR RI Kawendra Lukistian memanen padi dengan menggunakan mesin pemanen padi (combine harvester) di Desa Sukamakmur, Kabupaten Jember, Jumat (11/7/2025). (ANTARA/Zumrotun Solichah)