Madiun (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Madiun, Jawa Timur menggelar program Sekolah Lapangan Pertanian dan Perikanan Berkelanjutan atau "Selapanan" sebagai upaya mendukung ketahanan pangan di tengah tantangan keterbatasan lahan.
Kepala DKPP Kota Madiun Totok Sugiarto dalam keterangannya di Madiun, Selasa, mengatakan Selapanan merupakan inovasi DKPP Kota Madiun sebagai langkah nyata pemerintah daerah dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di sektor pertanian, peternakan, maupun perikanan dalam mewujudkan aksesibilitas serta stabilitas ketersediaan pangan.
"Selapanan ini melibatkan petani, peternak, hingga mahasiswa dan santri sebagai peserta yang diberikan kesempatan untuk belajar serta mengasah keterampilan dalam meningkatkan produktivitas panen, baik dari segi kuantitas maupun kualitas," ujarnya.
Tidak hanya teori, peserta program Selapanan juga dibekali praktik di lapangan dengan didampingi praktisi. Di antaranya, praktik pengendalian hama padi, budidaya bawang merah, hingga teknologi bioflok di sektor perikanan.
Semua pembelajaran yang diberikan dirancang sesuai dengan tantangan di lapangan sehingga diharapkan keanekaragaman dan produktivitas sektor pertanian dan perikanan di Kota Madiun dapat meningkat.
"Dengan program inovasi Selapanan, Kota Madiun diharapkan siap mewujudkan program swasembada pangan dan penguatan ketahanan pangan," kata dia.
Totok menambahkan Pemerintah Kota Madiun terus mendukung petani di wilayah setempat mengoptimalkan produktivitas aneka komoditas, baik padi maupun hortikultura di lahan pertanian terbatas dalam rangka mendukung program nasional mewujudkan ketahanan pangan.
Berbagai upaya dilakukan pemkot untuk mendorong produktivitas petani maupun peternak. Salah satunya dengan penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) modern berupa mesin combine harvester.
Selain penggunaan alsintan modern, Pemkot Madiun juga mendorong petani untuk menanam benih varietas unggul untuk mengoptimalkan produktivitas padi. Salah satunya dengan penggunaan varietas unggul Inpari 47 yang mampu menghasilkan hingga 7 ton beras setiap hektare sawah.
Upaya lainnya untuk mendongkrak hasil produksi padi di lahan terbatas adalah penggunaan pupuk yang berimbang, baik pupuk subsidi maupun pupuk organik.
Pemkot Madiun juga menganggarkan rata-rata Rp2 miliar tiap tahun untuk tambahan subsidi pupuk bagi petani.
Data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Madiun mencatat, luas lahan pertanian di Kota Madiun saat ini mencapai 884 hektare. Terbesar ada di Kecamatan Kartoharjo mencapai 377 hektare, kemudian Manguharjo 291 hektare, dan Taman 216 hektare.
Sedangkan hasil produksi padi di wilayah setempat pada 2024 berdasarkan data BPS mencapai 12.610,42 ton.
