Kediri (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, tetap memberikan subsidi untuk pengemudi angkutan kota yang beroperasi di kota ini, pascaberoperasinya bus untuk pelajar.
"Pemerintah tetap hidupkan angkot (angkutan kota) caranya dengan memberikan subsidi," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar dalam kegiatan peluncuran bus pelajar di Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Kediri, Rabu.
Ia mengatakan, pemerintah tidak berpikir untung dan rugi dalam memberikan subsidi pada pengemudi angkutan kota tersebut, melainkan memikirkan kebaikan bersama. Pemerintah memberikan subsidi berupa bahan bakar sebanyak 6 liter per hari. Dengan subsidi itu, para pelajar di Kota Kediri gratis ketika naik angkutan kota.
Ia pun menegaskan, adanya subsidi itu berdampak positif, dimana para pelajar sudah mulai banyak yang memanfaatkan angkutan umum untuk sekolah. Hal itu sekaligus bisa meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas, yang beberapa di antaranya terjadi pada pelajar.
Wali Kota juga menambahkan, pemerintah saat ini sudah mengoperasionalkan bus untuk pelajar. Ada tiga bus bantuan dari kementerian perhubungan, untuk mengangkut pelajar dan mahasiswa di kota ini.
Adanya bus sekolah ini tidak menganggu jalur angkutan kota. Pemerintah sudah koordinasi dengan seluruh pengemudi angkutan kota, dan ditetapkan jalur yang dilewati bus adalah jalur yang tidak dilewati angkutan kota.
"Jadi, bus yang dioperasionalkan ini tidak menganggu angkutan umum. Jalur yang dilewati angkutan umum tidak dilewati, dan bus pun juga berhenti di sekolah," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kediri Subur Santoso mengatanya para pengemudi angkutan kota juga tidak keberatan dengan adanya bus pelajar itu. Mereka masih bisa mendapatkan subsidi angkutan dari pemerintah.
Ia mengatakan, sebenarnya angkutan kota di Kediri hanya beberapa yang masih beroperasi. Penyebab utamanya, karena semakin banyaknya kendaraan roda dua maupun mobil pribadi.
"Untuk saat ini, angkutan kota itu hidup segan mati tidak mau. Tapi, tidak ada singgungan dengan pengemudi angkutan kota, sebab jalur yang dilewati adalah yang sudah ditinggal," ujar Subur. (*)