Jember (Antara Jatim) - Panglima Kodam (Pangdam) V/Brawijaya Mayor Jenderal (Mayjen) TNI I Made Sukadana mengatakan anggota TNI akan membantu Polri untuk memantau gerakan mantan narapidana teroris yang sudah bebas sebagai upaya menekan terorisme di Jawa Timur.
"Bapak Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Jawa Timur sudah memberikan perintah langsung kepada saya selaku Pangdam V/Brawijaya dan Kapolda untuk ikut bersama-sama memantau aktivitas mantan narapidana teroris yang sudah bebas," katanya usai memantau bakti sosial operasi gratis di Rumah Sakit Bina Sehat Kabupaten Jember, Jumat.
Menurut dia, kegiatan terorisme di dunia dilakukan oleh mantan narapidana atau residivis teroris yang terulang lagi, sehingga perlu dilakukan pemantauan terhadap kegiatan mantan narapidana tersebut di masyarakat.
"Kita lihat di Indonesia sendiri terjadi pengulangan kasus terorisme yang dilakukan oleh mantan narapidana teroris, sehingga hal itu harus diwaspadai," ucap mantan tenaga ahli Pengkaji Bidang Kewaspadaan Nasional Lemhannas itu.
Ia mengatakan pihaknya juga berupaya memberikan pembinaan dan mengajak mantan narapidana teroris untuk kembali ke jalan yang benar, sehingga mereka tidak salah jalan.
Untuk itu, lanjut dia, Kodam V/Brawijaya membantu Polri dengan menggerakkan bintara pembina desa (babinsa) di seluruh wilayah untuk memantau kegiatan mantan narapidana teroris tersebut.
"Kami minta seluruh babinsa di jajaran Kodam V/Brawijaya juga menyadarkan masyarakat di desa dengan memberikan pembinaan ketahanan wilayah agar tidak mudah terhasut dengan ajakan para teroris atau mantan narapidana teroris," katanya.
Pangdam V/Brawijaya Mayor Jenderal TNI I Made Sukadana membuka bakti sosial "Sinergi Aksi Kemanusiaan Operasi Gratis Bagi Duafa" yang merupakan kerja sama TNI dengan Pemerintah Kabupaten Jember yang digelar di Rumah Sakit Bina Sehat Jember.
Setelah membuka acara tersebut, Pangdam V/Brawijaya menuju ke Rumah Sakit Tk III Baladhika Husada (DKT) Jember untuk mengunjungi pasien bakti sosial yang dilaksanakan operasi dan melakukan "teleconference" dengan Direktur Kesehatan TNI Angkatan Darat.(*)