Sidoarjo, (Antara Jatim) - Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur masih menunggu data peta bidang yang dimiliki oleh PT. Kereta Api Indonesia (KAI) yang akan digunakan sebagai jalan pendamping (frontage road) sepanjang 9,2 kilometer di Sidoarjo.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sidoarjo, Sigit Setyawan, Senin, mengatakan, pada pekan lalu pihaknya sempat melakukan rapat dengan Badan Pertanahan Negara (BPN) dan juga PT. KAI terkait dengan rencana pembangunan jalan pendamping ini.
"Dari pertemuan tersebut, PT. KAI mengatakan kalau data peta bidang yang dimilikinya itu berada di kantor pusat yakni di Bandung, Jawa Barat," katanya dengan mengatakan kalau pendamping tersebut berbatasan langsung dengan jalur kereta api jurusan Surabaya-Banyuwangi.
Ia mengemukakan, pihak Pemerintah Kabupaten Sidoarjo sendiri sebenarnya siap untuk diajak melakukan rapat di Bandung kalau itu memang diperlukan untuk mempercepat proses pembangunan jalan pendamping ini.
"Nantinya, dari data tersebut akan dikroscekan dengan peta bidang milik BPN, karena dalam beberapa kali pertemuan tidak ada titik temu mengingat masing-masing pihak memiliki pegangan atas tanah yang akan digunakan sebagai jalan pendamping," katanya.
Ia mengatakan, dari sebanyak 255 jumlah peta bidang yang akan digunakan sebagai jalan pendamping, sebanyak 107 di antaranya bermasalah.
"Dari jumlah ini, lebar ukurannya bervariasi dan masing-masing pihak baik itu dari BPN dan juga dari PT.KAI memiliki data sendiri. Oleh karena itu, dengan adanya peta bidang milik PT. KAI akan disingkronkan dengan milik BPN untuk dicarikkan solusinya," katanya.
Ia mengatakan, untuk pembangunan fisik jalan pendamping pada tahun 2016 pihaknya sudah menganggarkan dana sebanyak Rp5 miliar.
"Kami optimistis dana tersebut bisa terserap mengingat saat ini sudah ada beberapa titik yang akan dilakukan pembangunan meskipun jumlahnya tidak banyak," katanya.
Ia mengatakan, dari 9,2 kilometer kebutuhan jalan pendamping yang terbentang mulai wilayah Kecamatan Waru sampai dengan Buduran ini, hanya 2 kilometer saja yang sudah dibangun.
"Namun demikian, dari 9,2 kilometer tersebut, sebanyak 50 persen di antaranya sudah dalam bentuk jalan, meskipun kondisinya tidak sesuai standar jalan pendamping karena ada yang lebar dan juga jalan paving," katanya.(*)