Sidoarjo, (Antara Jatim) - Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya di Sidoarjo Jawa Timur, mengintensifkan pengawasan dan pengetatan terhadap lalu lintas unggas yang keluar-masuk Jawa Timur melalui pelabuhan laut dan udara guna mengantisipasi penyebaran virus flu burung.
Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, Eliza S. Rusli, Rabu, mengatakan, pengintensifan pengawasan tersebut dilakukan menyusul maraknya virus flu burung yang ada di sejumlah daerah di Jawa Timur.
"Pengintensifan tersebut kami lakukan setelah kemarin di sejumlah daerah di Jawa Timur marak terserang flu brung," katanya.
Ia mengemukakan, bentuk pengawasan tersebut dilakukan dengan mengambil contoh setiap unggas baik yang akan keluar atau masuk di Jawa Timur untuk selanjutnya diuji di laboratorium untuk mengetahui apakah unggas itu terjangkit virus flu burung atau tidak.
"Meskipun semua unggas kami periksa, tapi unggas dari daerah yang dinyatakan endemis flu burung, kami lakukan pemeriksaan lebih ketat untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran virus flu burung," katanya.
Ia mengatakan, untuk unggas keluar Jawa Timur yang diketahui terjangkit virus flu burung, pihaknya akan melarang beredar keluar Provinsi Jawa Timur.
"Begitu juga sebaliknya, jika unggas yang masuk positif flu burung, pihaknya akan memusnahkan atau memberikan disinfektan untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran virus," katanya.
Dari data yang ada, kata dia, sampai April 2016, pihaknya sudah menemukan lima kasus unggas yang positif terjangkit flu burung di Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya.
"Sementara setahun lalu, pihaknya mengidentifikasi lebih banyak yakni 55 kasus dan setiap tahunnya populasi unggas yang terserang virus flu burung akan semakin meningkat seiring datanganya musim pancaroba," katanya.(*)