Magetan (Antara Jatim) - Sejumlah petani di Desa Jajar dan Ngelang, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, terpaksa memanen dini tanaman padinya, karena terendam banjir akibat luapan sungai di daerah setempat.
"Saat hujan deras melanda wilayah Kartoharjo, air Sungai Jajar selalu meluap hingga menggenangi sawah. Akibatnya tanaman padi bisa teredam air selama berhari-hari," ujar petani desa setempat, Sugimin, kepada wartawan di Magetan, Kamis.
Menurut dia, panen dini yang dilakukannya tersebut bertujuan untuk menghindari kerugian yang lebih besar, sebab semakin lama tanaman padinya terendam air, maka kerusakan yang terjadi semakin besar dan semakin merugi.
"Kemarin hujan turun semalaman penuh. Akibatnya air Sungai Jajar meluap hingga ke jalan desa dan persawahan. Diperkirakan curah hujan masih akan tinggi hingga akhir Februari nanti. Jika tidak dipanen sekarang, padi saya bisa busuk karena terendam air, lalu surut, kemudian terendam lagi saat hujan kembali deras," kata dia.
Ia menjelaskan, idealnya, tanaman padinya dipanen saat usia tanamanya mencapai 95 hari. Kini, ia terpaksa memanen dua minggu lebih awal.
Petani lainnya, Sutiman, mengatakan, selain panen dini, hasil panennya dan harga juga anjlok. Hal itu disebabkan karena kualitas padinya yang merosot karena kandungan airnya tinggi.
"Biasanya dalam seperempat hektare sawah bisa menghasilkan gabah sebanyak 14 hingga 15 kuintal. Akibat terendam air hanya bisa menghasilkan 10 sampai 11 kuintal saja," kata dia.
Kondisi tersebut semakin membuat petani merugi. Para petani berharap pemerintah daerah setempat segera mengambil tindakan, diantaranya dengan melakukan pengerukan Sungai Jajar ataupun peninggian tanggul, sebab jika keadaannya tetap, maka wilayah desa setempat dipastikan akan tergenang air dari luapan anak sungai Bengawan Madiun tersebut.
Setidaknya ada tiga desa di kecamatan setempat yang rawan banjir, yakni Desa Jajar, Ngelang, dan Sempol. (*)