Dukungan tersebut disampaikan saat calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak mengunjungi desa tersebut dalam rangka meninjau pertanian padi organik, seperti dalam keterangan diterima di Surabaya, Jumat.
Suasana akrab terlihat saat Emil duduk bersila diantara para petani, mendengarkan kisah sukses mereka dalam mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 80 persen.
Bagi petani, kedatangan Emil merupakan bentuk kepedulian nyata terhadap nasib mereka. Sebelumnya, Emil juga pernah mengunjungi lokasi yang sama pada 2022, sehingga kunjungan kali ini dianggap sebagai bentuk keberlanjutan program yang telah dijalankan.
"Kami berhasil menurunkan penggunaan pupuk kimia dari 250 kg menjadi 50 kg. Ini pengurangan signifikan yang menjaga kesuburan tanah sekaligus menghemat biaya,” ujar salah seorang petani.
Sementara itu, Emil Dardak menilai pencapaian ini sebagai contoh keberanian dan konsistensi para petani di Sumur Songo yang dapat menginspirasi petani lain di Jawa Timur.
“Saya senang sekali melihat perkembangan pertanian di sini, khususnya dalam mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 80 persen,” ujar Emil di hadapan para petani.
“Ini adalah bukti nyata bahwa para petani di Sumur Songo memiliki keberanian dan komitmen tinggi dalam menjaga kelestarian tanah mereka,” lanjutnya.
Emil juga menyoroti pentingnya pengembangan akses jalan di wilayah tersebut untuk mendukung distribusi hasil panen dan akses ke pupuk subsidi. Ia menjanjikan peningkatan subsidi pupuk yang sudah dilakukan pemerintah pusat, yang kini ditingkatkan dua kali lipat.
Para petani yang hadir mengungkapkan harapan mereka agar Khofifah dan Emil dapat terus melanjutkan program-program pertanian organik di Jawa Timur. Mereka menyambut baik rencana pengembangan akses jalan dan subsidi pupuk yang lebih merata.
“Harapannya, penggunaan pupuk bisa dimasukkan ke IRDKK agar petani mendapat subsidi yang lebih baik,” kata seorang petani setempat.
Tidak hanya soal subsidi pupuk, Emil juga memperkenalkan inisiatif penggunaan pupuk fosfat muda atau guano yang dicampur dengan cangkang sawit sebagai alternatif NPK impor. Inovasi ini telah diuji coba di beberapa wilayah di Jawa Timur dan rencananya akan diperluas ke Sumur Songo sebagai pilot project.
“Kami ingin memastikan bahwa petani di sini bisa mendapatkan akses yang lebih baik ke pupuk yang ramah lingkungan,” lanjut Emil.