Magetan (ANTARA) - Petani melon di Kampung Tangguh Semeru Desa Klagen, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, berhasil melakukan panen dengan kualitas buah super di masa pandemi COVID-19.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan (TPHPKP) Kabupaten Magetan Uswatul Chasanah mengatakan penanaman buah melon di Desa Klagen merupakan salah satu inovasi.
"Hal itu karena awalnya tidak mungkin bisa ditanami buah melon, namun justru menuai keberhasilan panen melon untuk keempat kalinya," katanya di Magetan, Senin.
Adapun lahan agribisnis hortikultura komoditas melon di Kampung Tangguh Semeru Desa Klagen tersebut merupakan tanah bengkok desa setempat. Dulunya lahan tersebut ditanami tebu.
Penanaman melon di desa tersebut hanya menggunakan bibit unggul seperti Manika dan Barata. Para petani juga hanya menggunakan pupuk organik supaya buah yang dihasilkan berkualitas dan sehat. Tenaga kerja perkebunan juga memberdayakan warga setempat sehingga meningkatkan ekonomi di masa pandemi.
Pengelola lahan melon desa setempat Subandi, mengatakan untuk melon jenis Barata mempunyai kelebihan yaitu lebih tahan lama, sedangkan jenis Manika memiliki rasa yang lebih manis.
Luas lahan yang ditanami melon sekitar 3,5 hektare dan mampu menghasilkan produktivitas 44,57 ton/hekatre atau total mampu memproduksi 156 ton sekali panen.
"Untuk perkiraan harga jual di tingkat petani mencapai Rp12.000 per kilogram. Hasil panen mayoritas dipasarkan ke Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur, selain itu juga daerah sekitar," kata Subandi.
Adapun kendala yang dihadapi di lapangan dalam budidaya melon tersebut adanya penyakit Layu Fusarium, namun dengan adanya pendampingan penyuluh setempat penyebaran penyakit dapat dikendalikan.
"Setelah 60 hari penanaman, kami juga melakukan perjanjian MOU dengan pihak marketplace Alibaba di Bandung yang bertujuan untuk ekspor hasil panen melon ini," kata dia.
Pihaknya bersyukur bersama petani setempat berhasil melakukan inovasi sehingga bisa mengubah lahan bengkok yang saat ditanami tebu hanya bisa panen sekali dalam setahun. Dengan ditanami melon, setahun bisa panen empat sampai lima kali.
Kondisi tersebut dapat dijadikan solusi untuk peningkatan ekonomi warga dan petani setempat, terutama di masa pandemi.