Bojonegoro (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, berharap PT Tri Wahana Universal (TWU) yang mengelola kilang minyak di Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu, memperoleh pasokan minyak Blok Cepu, yang menjadi jatah Pertamina EP (PEPC).
"Harapan pemkab TWU bisa memperoleh pasokan minyak Blok Cepu, agar tenaga kerja lokal yang terlibat di bidang transportasi bisa segera bekerja," kata Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemkab Bojonegoro Agus Supriyanto, di Bojonegoro, Rabu.
Ia menyatakan hal itu, menanggapi aksi yang digelar pengusaha transportasi bahan bakar minyak (BBM), dengan para pekerjanya, yang menuntut PEPC, memberikan pasokan minyak kepada TWU.
Namun, menurut dia, pemkab tidak bisa berbuat banyak, sebab penentu kebijakan memberikan pasokan minyak produksi Blok Cepu, dengan harga di mulut sumur, bukan kewenangan pemkab.
"Semua bergantung PEPC, selaku pemilik jatah minyak di Blok Cepu yang sebelumnya dibeli TWU. Mau tidak memberi pasokan minyak mentah ke TWU sesuai harga di mulut sumur," katanya, menegaskan.
Manajemen PT. TWU, menghentikan operasi kilang minyak, sejak 20 Januari, setelah tidak memperoleh pasokan minyak mentah BloK Cepu.
"CEO" PT TWU Bojonegoro Rudi Tavinos, menjelaskan TWU masih bisa memperoleh pasokan minyak mentah di penampungan minyak mentah kapal Gagak Rimang, di tengah laut di Tuban, tapi dengan harga lebih tinggi dibandingkan dari mulut sumur.
"Bagi kami tidak logis kalau kami harus membeli minyak mentah di lokasi penampungan Gagak Rimang, dengan menanggung biaya transportasi," paparnya.
Sebelum ini, jelas dia, TWU memperoleh pasokan minyak mentah Blok Cepu di Kecamatan Gayam dari "Early Productions Facilities (EPF) dan "Early Oil Expansion" (EOE).
Dalam aksinya ratusan pekerja transportasi BBM di TWU, dengan membawa truk tangki menggelar orasi di bawah jembatan layang menuju lokasi proyek minyak Blok Cepu di Desa Gayam, Kecamatan Gayam.
Dalam orasinya, mereka menuntut PEPC memberikan pasokan minyak mentah ke TWU, agar mereka tetap bisa bekerja.
Aksi para pekerja transportasi BBM dari sejumlah desa itu, berlangsung tanpa kerusuhan, tapi aksi yang digelar sempat menutup jalur jalan raya BOjonegoro-Padangan, sekitar 15 menit.
Sesuai data, ada 120 armada pengangkut BBM, dengan jumlah sekitar 200 personel armada yang ikut berhenti bekerja, akibat tutupnya kilang minyak yang dikelola TWU. (*)