Kediri (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, mengembangkan Sumber Jiput di
Ngasinan Kelurahan Rejomulyo sebagai salah satu objek wisata air andalan
di kota ini.
"Pemkot sudah ada rencana. Di lokasi ini baru saja dibangun dan jika dikembangkan inginnya wisatanya berbasis alam," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar di Kediri, Senin.
Ia mengatakan ketika mengembangkan, bangunan di tempat ini nantinya tidak dibangun tempat permanen melainkan semi permanen. Hal itu dilakukan, agar kesan wisata alam lebih menonjol.
"Tidak boleh bangunan permanen dan fasilitas harus diperbaiki. Tempat ini bagus untuk piknik keluarga," ujarnya.
Ia juga berharap, kebersihan di lokasi sumber jiput itu lebih diperbaiki dengan menambah jumlah tempat sampah. Pengunjung yang memasuki tempat itu nantinya bisa merasa nyaman, sebab lokasi sumber itu bersih.
Sumber jiput lebih mirip seperti dam, yang berfungsi sebagai tempat penampungan. Air mengalir dari berbagai tempat menuju sumber itu dan ditampung di dam. Dengan ketinggian air sekitar 1,5 meter, tempat itu menjadi salah satu sumber air andalan. Selain tempat rekreasi juga untuk sarana irigasi pertanian sekitar.
Di tempat ini, hidup beragam jenis ikan air tawar. Ikan ini merupakan ikan liar dan bukan diternakkan oleh di tempat tersebut. Setiap hari, belasan pemancing berada di tempat itu, menghabiskan waktunya untuk memancing, sambil menikmati pemandangan alam.
Sejumlah ikan yang hidup misalnya ada ikan bader termasuk ikan kutuk. Bahkan, ikan yang hidup juga besar-besar, sehingga banyak pemancing yang berkunjung ke tempat tersebut.
Wali Kota menegaskan dalam proses pengembangan fasilitas di tempat itu sebenarnya tidak harus mengajukan izin ke pusat, sehingga proses pengembangan bisa dengan cepat dilakukan.
Pemerintah kota sudah berencana untuk pengembangan. Sejumlah tanah kas di daerah itu juga sudah diberi izin untuk dimanfaatkan, guna semakin melengkapi fasilitas di tempat itu.
Pemerintah lewat Balai Besar Wilayah Sungai Brantas juga telah membantu perbaikan fasilitas di sumber jiput itu di antaranya dengan perbaikan prasarana konservasi sumber daya air pada 2015 dengan memberikan anggaran sebanyak Rp1,4 miliar, untuk pembangunan tanggul serta pembuatan paving.
Namun, saat ini perbaikan di tempat tersebut belum tuntas. Lokasi itu masih terlihat sangat kotor, salah satunya karena sisa dari tanaman ingas. Tanaman yang langka dan sangat tua di tempat itu ambruk dan belum dibersihkan sampai sekarang. Sisa robohnya tanaman itu belum dibersihkan, sebab getah tanaman itu membuat gatal.
Gunawan, salah seorang warga mengaku sebenarnya warga sekitar sangat berharap sumber itu segera dibenahi, sehingga lebih menarik untuk dikunjungi. Dengan itu, roda perekonomian warga pun juga bisa bergerak.
Ia mengatakan di tempat itu, warga sekitar memang sudah membuat berbagai bangunan semi permanen, namun biasanya lebih banyak di akhir pekan buka. Tempat itu biasanya ramai dikunjungi saat akhir pekan.
"Saya dengan warga sekitar sudah mempunyai banyak recanan menjadikan tempat ini lebih menarik. Untuk meramaikan, nantinya juga ingin membuat pertunjukan," pungkas Gunawan.(*)