Jember (Antara Jatim) - Wakil Ketua DPRD Jember, Ayub Junaidi mengatakan banyak penerima bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, yang tidak tepat sasaran karena banyak siswa yang mampu mendapatkan dana bantuan pendidikan itu.
"Banyak siswa yang berasal dari keluarga mampu atau kaya seperti anak pejabat dan anak anggota dewan yang mendapatkan bantuan PIP," kata Ayub di Gedung DPRD Jember, Kamis.
Menurutnya, PIP itu merupakan kelanjutan dari program bantuan siswa miskin (BSM) yang mencakup siswa dari jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA dengan sasaran siswa yang kurang mampu, penerima BSM tahun 2014, siswa yang berstatus yatim piatu, dan siswa yang terkena dampak bencana alam.
"Tujuan PIP itu untuk untuk mencegah siswa putus sekolah akibat kesulitan ekonomi, menarik siswa yang putus sekolah untuk melanjutkan sekolah kembali, dan meningkatkan akses pendidikan bagi anak usia 6-21 tahun, sehingga dapat mendukung wajib belajar 12 tahun," tuturnya.
Ia mendesak pemerintah pusat melakukan verifikasi pendataan ulang terhadap penerima bantuan PIP, agar bantuan pendidikan yang diberikan pemerintah pusat itu tepat sasaran kepada siswa yang berasal dari keluarga miskin.
Sementara itu, Komisi D DPRD Jember melakukan inspeksi mendadak di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Jember untuk memantau program PIP di salah satu sekolah favorit di Jember tersebut.
Dari 1.076 siswa SMP Negeri 1 Jember itu, sebanyak 1.057 siswa kelas 7,8, dan 9 mendapatkan bantuan pendidikan PIP tersebut dengan rincian masing-masing siswa kelas 7 mendapat Rp375.000 untuk satu semester dan siswa kelas 8 dan 9 mendapatkan dana sebesar Rp750.000 untuk dua semester.
"Jumlah penerima PIP di SMP Negeri 1 Jember merupakan terbanyak dibandingkan SMP negeri lain karena hampir 95 persen siswa mendapatkan dana bantuan itu," kata Kepala SMP Negeri 1 Jember, Sunaryono.
Ia mengatakan penerima PIP hampir merata dari siswa yang kurang mampu hingga siswa yang mampu karena yang menentukan kuota penerima PIP itu berasal dari pemerintah pusat.
"Awalnya kami tidak percaya mendapatkan kuota penerima PIP di SMP Negeri 1 Jember sebanyak 1.057 siswa, namun setelah dicek ternyata benar. Banyaknya penerima PIP di SMP Negeri 1 Jember sempat membuat iri banyak Kepala SMP Negeri lainnya yang mendapatkan kuota sedikit," paparnya.
Padahal, jumlah siswa yang kurang mampu dari data format usulan sekolah di SMP Negeri 1 Jember sekitar 200-300 siswa, sedangkan siswa yang mendapatkan kartu BSM tahun 2014 sebanyak 24 siswa.
"Kami tidak melakukan pemotongan sama sekali terhadap dana PIP itu dan sepenuhnya diberikan kepada orang tua siswa, namun pencairan dana bantuan pendidikan itu dikoordinasi oleh pihak sekolah," tuturnya.
Ketua Komisi D DPRD Jember, Hafidi mengakui banyak penyimpangan dan pemotongan yang dilakukan pihak sekolah dalam pencairan dana PIP di sejumlah sekolah negeri di Kabupaten Jember, bahkan orang tua siswa tidak diberitahu adanya dana bantuan itu.
"Pencairan dana PIP di SMP Negeri 1 Jember sudah benar dan tidak ada pemotongan, namun di sekolah lain banyak ditemukan pemotongan hingga 50 persen dari dana yang seharusnya diberikan kepada siswanya," katanya.(*)